Siasat UMKM Oleh-oleh Bandung Bertahan di Masa Pandemi

siasat-umkm-oleh-oleh-bandung-bertahan-di-masa-pandemi Konsumen berkunjung ke toko oleh-oleh di Jalan Leuwipanjang, Kota Bandung. (Antaranews.com)

DIDADAMEDIA, Bandung - Berbagai upaya dilakukan para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk bangkit dari situasi pandemi COVID-19 yang berdampak pada aspek ekonomi.

Salah satunya UMKM kuliner oleh-oleh yang merupakan pendukung sektor pariwisata di Kota Bandung. Fauzi Pratama, pemilik toko oleh-oleh di kawasan Terminal Leuwipanjang, mengaku situasi pandemi membuat dirinya harus berpikir untuk tetap melanjutkan usaha.

"Saat (PSBB) dilonggarkan, kami bakal meningkatkan produksi lagi, lalu membuka lagi cabang yang tutup, dan mecoba jalan digital marketing (daring), karena pas corona kemarin itu jadi titik balik kami juga," kata Fauzi di Bandung, Senin (15/6/2020).

Menurutnya penjualan secara daring yang bakal ia tempuh, bakal sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan. Karena meski toko ditutup, namun penjualan bakal tetap berjalan.

"Digital marketing juga membantu konsumen yang mau beli. Kalau masih terus manual (penjualannya), kan bergantung sama pembeli yang datang (ke toko), pembeli juga masih pikir-pikir dengan kondisi pandemi seperti ini," kata dia.

Dia mengatakan, dampak dari pandemi COVID-19 ini sangat mengancam usahanya. Karena penjualan produknya sangat bergantung terhadap wisatawan yang datang ke Kota Bandung.

"Produk kami itu bukan untuk makanan sehari-hari, tapi buah tangan, kalau nggak ada yang berkunjung ke sini, tidak akan laku," kata dia.

Selama usaha keluarganya itu berdiri sejak 2000, menurutnya pandemi COVID-19 ini menjadi titik terendah usahanya. Bahkan, seluruh toko oleh-oleh di kawasan itu juga merasakan hal yang sama.

"Hampir 90 persen turunnya, gede banget, kadang cuma bisa untuk gaji karyawan saja, produksi juga dikurangi," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung bakal menurun hingga minus 0,47 persen apabila tidak ada relaksasi yang dilakukan.

"Salah satu penyebabnya karena pandemi berdampak pada penurunan daya beli rata-rata 30 persen. Ketahanan keluarga menjadi lemah," kata dia.

Meski begitu, Oded tetap mengingatkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19 saat fase pelonggaran PSBB ini.

"Mari kita sama-sama mematuhi aturan tersebut, dan juga mari kita berdoa agar perekonomian Kota Bandung segera pulih meski bertahap," kata dia.

Editor: redaktur

Komentar