DIDADAMEDIA, Bandung - Pemkot Bandung tertarik mereplikasi cara yang dilakukan Pemkot Semarang dalam upaya menekan tingkat penularan HIV-AIDS.
Kota Semarang dipilih karena memiliki kinerja yang baik di bidang kesehatan, terutama dalam upaya pencegahan HIV/AIDS dan diakui mampu menekan angka penularan penyakit ini.
Hal itu mendorong sejumlah SKPD di antaranya Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan serta Bagian Kesra dan Kemasyarakatan Kota Bandung berguru ke Kota Semarang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono mengungkapkan, Kota Semarang yang berpenduduk sekitar 1,7 juta jiwa memiliki jumlah penderita HIV/AIDS 1.900 orang yang memerlukan penanganan prima.
Menurut Widoyono, diperlukan keberanian dari para penderita untuk memeriksakan dan melaporkan jika dirinya mengidap penyakit berbahaya tersebut. "Dengan begitu, maka Pemkot Semarang dapat melakukan upaya untuk menutup ruang gerak peredarannya," ujar Widoyono saat menerima kunjungan dari sejumlah SKPD Kota Bandung, Jumat (14/12/2018) kemarin.
Salah satu upaya untuk menekan penularan HIV/AIDS, Pemkot Semarang membentuk Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) dan Petugas Surveilans Kesehatan (Gasurkes).
Gasurkes terdiri dari tenaga-tenaga kesehatan yang sudah terlatih untuk bersama-sama membantu dalam hal pencegahan HIV/AIDS di tiap kelurahan yang ada. Para petugas mengedukasi masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan.
Kepala Dinkes Kota Bandung, Rita Verita mengapresiasi pola penanganan penularan kasus HIV/AIDS yang dilakukan Kota Semarang. Pasalnya FKK dan Gasurkes menjadi salah satu tombak untuk menopang upaya pencegahan penularan HIVAIDS.
"Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS seperti itu belum ada di Kota Bandung. Pemkot Semarang punya Gasurkes ini suatu tim survei penyakit menular, seperti DBD sampai HIV," kata Rita.
"Kita akan bentuk di Kota Bandung, apapun namanya. Ini sesuatu yang bisa diduplikasi, tentu dengan cara menyurvei," tambahnya.
Sedangkan FKK, di Kota Bandung telah memiliki Forum Kota Sehat (FKS). Namun bedanya, FKK terlibat dalam proses suvei dan berkoordinasi dengan warga peduli AIDS.
"Bandung ke depannya akan terintegrasi dengan FKS. Ini harus ditiru, kegiatan yang dilakukan oleh FKS dapat berkordinasi dengan warga peduli AIDS di tingkat kewilayahan," ujarnya.
Di Kota Bandung sendiri saat ini, berdasarkan pendataan yang dilakukan jumlah kasus penderita HIV/AIDS yang memerlukan penanganan khusus mencapai 4.500.
Editor: redaktur