DIDADAMEDIA, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan jumlah konfirmasi positif COVID-19 pada 9 Juni 2020, pukul 12.00 WIB, bertambah 1.043 orang, sementara yang sembuh bertambah 510 orang.
"Sebaran penambahan kasus baru tidak merata di seluruh Indonesia. Terbanyak di DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara," kata Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Dengan penambahan tersebut, maka jumlah kasus positif secara kumulatif menjadi 33.076 orang dan yang sembuh menjadi 11.414 orang.
Yurianto mengatakan DKI Jakarta melaporkan 232 kasus positif baru dengan 165 orang sembuh, sementara Jawa Timur melaporkan 220 kasus baru dengan 85 orang sembuh, Sulawesi Selatan melaporkan 180 kasus baru dengan 31 orang sembuh, Kalimantan Selatan melaporkan 91 kasus baru dengan satu orang sembuh, dan Sulawesi Utara 41 kasus baru tanpa ada laporan yang sembuh.
Provinsi dengan laporan kesembuhan tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi Selatan. Jawa Tengah melaporkan 80 orang sembuh dengan 32 kasus baru dan Bali melaporkan 32 orang sembuh dengan 14 kasus baru.
Sementara itu, terdapat 17 provinsi yang melaporkan penambahan kasus positif di bawah 10, dan tujuh provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus positif baru.
Provinsi yang melaporkan tidak ada penambahan kasus positif baru adalah Aceh, Bengkulu, Jambi, Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Kasus meninggal dunia bertambah 40 kasus sehingga total menjadi 1.923 kasus," jelas Yurianto.
Penambahan spesimen yang sudah diperiksa dan terverifikasi pada Selasa hingga pukul 12.00 WIB adalah 16.181 spesimen sehingga total spesimen yang sudah diperiksa baik melalui tes cepat molekuler maupun PCR adalah 429.161 spesimen terhadap 281.653 orang dengan hasil positif 33.076 orang dan negatif 248.577 orang.
"Orang dalam pemantauan yang masih dipantau sebanyak 38.394 orang, sedangkan pasien dalam pengawasan yang masih diawasi sebanyak 14.108 orang," tutur Yurianto.
Yurianto mengatakan data tersebut menggambarkan penularan masih terjadi di tengah masyarakat masih tinggi saat sejumlah daerah mulai menerapkan fase transisi menuju adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal.
"Di tengah masyarakat masih ada kasus positif tanpa gejala dan perilaku yang rentan tertular sehingga penularan masih terjadi," katanya.