DIDADAMEDIA, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyebutkan pemberian berbagai stimulus oleh pemerintah baru akan memberikan dampak untuk pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2020.
“Kemungkinan dampak stimulus akan terasa pada triwulan IV-2020 atau awal 2021,” katanya di Jakarta dilansir Antara, Senin (8/6/2020).
Tauhid mengatakan stimulus belum akan memberikan dampak pada triwulan III-2020 karena yang sudah berjalan baru stimulus untuk mendukung konsumsi masyarakat seperti melalui PKH, sembako, bantuan sosial, Kartu Prakerja, dan sebagainya.
“Jumlahnya juga relatif sedikit dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Sementara yang untuk perbankan, UMKM, dan sebagainya memang sudah ada komitmen pemerintah tapi dananya belum ada,” ujarnya.
Selain itu ia menuturkan pemberian stimulus juga tidak langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi karena baru akan terasa sekitar dua sampai tiga bulan setelah stimulus tersebut direalisasikan.
“Kalau stimulusnya diberikan sekarang biasanya tidak langsung berdampak pada ekonomi, karena baru akan terasa pada dua sampai tiga bulan sehingga pada triwulan III belum menggembirakan,” jelasnya.
Ia memprediksikan perekonomian pada triwulan II-2020 akan mengalami kontraksi yang sangat dalam yaitu 0,69 persen atau bisa tumbuh positif tapi hanya berada di level 0,12 persen.
“Triwulan II itu -0,69 persen. Bisa positif tapi rendah yaitu 0,12 persen karena ada PSBB dan sebagainya,” ujarnya.
Ia melanjutkan untuk pertumbuhan ekonomi pada triwulan III juga masih relatif rendah meskipun konsumsi masyarakat mulai meningkat seiring adanya penerapan normal baru atau new normal.
“Triwulan III relatif rendah karena konsumsi masyarakat mulai meningkat tapi yang lain seperti investasi, ekspor, dan impor belum terjadi,” katanya.
Sementara itu, menurut Tauhid, untuk pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV akan mulai ada perbaikan sejalan dengan dampak pemberian stimulus yang mulai terasa.
“Walaupun ada naik tapi volumenya akan menurun dibanding triwulan II dan triwulan III sehingga untuk 2020 masih tetap negatif pertumbuhannya di kisaran minus 0,26 persen,” katanya.
Sebagai informasi, total dana penanganan dampak wabah COVID-19 mencapai Rp677,2 triliun yang di antaranya terdiri dari bidang kesehatan Rp87,55 triliun dan perlindungan sosial Rp203,9 triliun.
Kemudian dukungan kepada UMKM Rp123,46 triliun, insentif dunia usaha Rp120,61 triliun, dukungan untuk sektoral maupun K/L serta pemerintah daerah Rp97,11 triliun, serta bidang pembiayaan dan korporasi Rp44,57 triliun.