Gubernur Jabar Launching Pesantren Juara

gubernur-jabar-launching-pesantren-juara Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat meluncurkan Pesantren Juara. (Humas Pemprov Jabar)
DIDADAMEDIA, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan Program Pesantren Juara, di Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial Desa Alamendah RT 002/010 Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Rabu (12/12/2018).

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, sejak dahulu hingga saat ini, Jawa Barat dikenal sebagai gudangnya pesantren. Belasan ribu pesantren yang ada di tanah Parahyangan ini menjadi harapan baru untuk menjadikan Jawa Barat yang Juara Lahir dan Batin.

"Tugas saya sebagai Umaro adalah memperbanyak model Pesantren Juara kepada ribu- ribu pesantren yang lain," kata Emil, dalam siaran pers yang diterima DIDADAMEDIA. 

Program Pesantren Juara sendiri dipersiapkan untuk menjadikan pesantren-pesantren di Jawa Barat menjadi pesantren yang produktif dan mandiri secara ekonomi, dan mengedukasi para santri menjadi kreatif dan inovatif.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pun telah mencanangkan kehadiran 17 Program Pesantren Juara telah menjadi penegas bahwa kehidupan dunia pesantren di Jawa Barat kini menjadi sumber peradaban baru.

Maka diluncurkannya 17 Program Pesantren Juara, juga menjadi penanda yang sangat nyata bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang benar- benar ramah zaman, kompatibel dengan perkembagan zaman, dan siap menjawab tantangan.

"Pesantren kini melompat ke masa depan. Dalam terminologi Sunda, barangkali inilah yang disebut sebagai Pesantren Mapag Zaman," kata Emil.

Kekuatan utama dunia pesantren, terletak pada nilai keiklasan, ketawadhu’an dan kejujuran. Pesantren kini jadi paket lengkap menciptakan manusia yang punya nilai Masagi, yaitu empat nilai kehidupan yang wajib dimiliki generasi Jawa Barat. Manusia unggul Jawa Barat harus punya iman, Ilmu, Akhlak, dan harus sehat.

Sementara "One Pesantren One Product" (OPOP) adalah salah satu dari 17 program pesantren juara yang disiapkan pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ini merupakan kolaborasi pesantren-pesantren di Jawa Barat dengan Dinas Koperasi & Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat dan 10 besar koperasi tingkat nasional. "Pesantren-pesantren pun diberikan pelatihan/bimtek dan pendampingan bisnis dalam mengelola usahanya," katanya.

Produk pesantren yang sudah siap dipasarkan antara lain: sayur, buah ciwidey (pesantren Al Ittifaq Ciwidey), susu kambing etawa (Pesantren Nurul Huda, Ciamis), Lampu Limar (Pesantren Darul Hidayah, Kota Bandung), ikan gurame (Pesantren Ar Risallah, Ciamis).

Ada juga makanan olahan hasil pertanian  (Pesantren Nurul Iman, Parung kab Bogor), buku doa (Pesantren At Tawazun, Kalijati Subang), lele asap balado (Pesantren Al Umanaa, kab Sukabumi), telur asin (Pesantren Darul Ilmi, Kota Cirebon), tas custom dan jeans (Pesantren Miftahul Ulum, Kopo kab Bandung).

Emil berharap, dengan program ini, pesantren dapat mengurangi ketimpangan ekonomi, mengurangi kesenjangan sosial, menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Jawa Barat dan menjadi salah satu pilar ekonomi bangsa yang berkeadilan sosial.

Program Pesantren Juara lainnya yang siap dikembangkan lebih lanjut antara lain: Pembentukan Lembaga/ Badan Pemberdayaan Pesantren, Membangun Data Base dan Sistem Informasi Manajemen Pesantren, Perda Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Selain itu, ada juga Bantuan Sarana dan Prasarana untuk Pondok Pesantren dan Diniyah Takmiliyah, Bantuan Operasiinal Santri dan Insentif Kiyai, Memberikan Beasiswa Bagi Santri dalam Program Studi S-1/S-2/S-3, Pendidikan Kaser Ulama Pimpinan Pesantren.

Ditambah program Pendidikan Islam Moderat dan Wawasan Kebangsaan, Mengembangkan Manajemen Modern Pesantren, Standarisasi Kurikulum Pesantren dan Penyetaraan Alumni Pesantren, Pembinaan dan Pengembangan Qira'atul Kutub, Penguatan Pesantren- Pesantren Al- Quran, Penelitian dan Pengumpulan Manuskrip Karya- Karya Ulama, Pesantren Sehat Asri dan Ramah Lingkungan, Pengiriman Santri Berprestasi untuk Mengikuti Pendidikan Lanjutan di Luar Negeri, serta Pesantren Lansia.
Editor: redaktur

Komentar