Seperti Apa Protokol Kesehatan Diterapkan di Bundesliga Jerman?

seperti-apa-protokol-kesehatan-diterapkan-di-bundesliga-jerman Para pemain Hertha Berlin menerapkan physical distancing saat laga derbi Berlin. (antaranews.com/reuters)

DIDADAMEDIA - Kompetisi sepak bola Bundesliga Jerman, baik di level utama maupun bawah, sudah digelar kembali bersama perubahan-perubahan besar untuk beradaptasi dengan kehidupan normal baru di tengah pendemi virus corona.

Untuk memfasilitasi restart Bundesliga yang sudah dimulai akhir pekan lalu, Gugus Tugas Operasi Medis liga sepak bola Jerman DFL menciptakan konsep higienis yang terinci.

"Basisnya adalah penciptaan konsep yang mendefinisikan syarat-syarat higienis, medis, dan organisasi. Ini wajib diterapkan sebelum dan selama mulainya lagi latihan tim dan sepanjang kompetisi," kata CEO DFL Christian Seifert dalam laman Bundesliga.

Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan keamanan yang sebaik-baiknya pada masa yang sulit ini dan konsep ini meliputi tiga hal: Lingkungan domestik, latihan dan pertandingan di stadion.

Fondasinya diletakkan dengan pedoman ketat di rumah masing-masing para pemain.

Mereka harus selalu mempertimbangkan kesehatan mereka sendiri, karena itu bukti tanggung jawab kepada timnya dan semua orang. Kerumunan harus mereka hindari, mereka harus tinggal di rumah bersama keluarganya.

Sebagaimana dijelaskan kepala Satuan Tugas Operasi Medis Profesor Dokter Tim Meyer, pola latihan harian juga berubah, termasuk jaga jarak yang cukup di ruang ganti pemain dan hanya sebagian kecil orang yang boleh mandi.

"Akan ada desinfeksi dan, jika tidak memungkinkan jaga jarak sosial, maka masker wajah wajib dikenakan di luar di lapangan," kata DFL dalam laman Bundesliga itu.

Ketentuan berikutnya adalah tidak boleh ada penonton di stadion, semua pemain dan staf harus diawasi ketat dan dites paling sedikit satu kali dalam seminggu, dan diawasi oleh petugas kebersihan masing-masing klub.

"Jika tes kembali positif, maka otomatis dilaporkan kepada otoritas kesehatan. Sesuai aturan, maka orang yang bersangkutan diisolasi dan ditelusuri kontak yang dia lakukan. Bisa saja dengan isolasi tetapi juga bisa dengan cara lain. Keputusan itu hanya boleh ditentukan oleh otoritas kesehatan," kata Profesor Meyer.

Selain itu, setiap tim menjalani kamp pelatihan karantina tujuh hari sebelum pertandingan berikutnya mulai. Hal ini untuk memastikan semua yang terlibat dalam pertandingan itu sehat sebelum kick-off pertama.

Hal itu dilakukan agar pertandingan bisa digelar di stadion sekalipun tanpa penonton.

Jumlah non pemain, baik pelayan, juru kamera maupun staf pendukung, akan sangat dibatasi.

Misalnya, jumlah orang yang menghadiri pertandingan kandang Bayer Leverkusen biasanya sekitar 32.000 orang, maka saat ini hanya boleh maksimal 213 orang.

Stadion dibagi ke dalam tiga zona, yakni zona dalam, zona tribun, dan zona luar, masing-masing boleh diisi orang sesedikit mungkin.

Guna menghindari terlalu banyak orang berada di ruang terbatas pada saat yang sama, maka stadion akan beroperasi secara bergiliran pada hari pertandingan.

"Sangat penting menggunakan bus besar atau lebih dari satu bus saat mendatangi stadion sehingga para pemain bisa saling menjaga jarak," tambah Profesor Meyer.

Di stadion, tim akan menggunakan lebih dari satu ruang ganti pemain. Misalnya, starting eleven, penjaga gawang dan pemain pengganti masing-masing memiliki ruang ganti sendiri-sendiri.

Pemanasan dilakukan pada waktu yang berbeda. Para pemain mengambil rute atau terowongan berbeda menuju lapangan, baik sebelum kick-off maupun pada pergantian babak.

Tidak boleh ada antrean, dilarang berjabat tangan, duduk antar kursi harus dipisahkan dengan kursi kosong, dan awak peliput televisi dipangkas lebih sedikit dari biasanya.

"Kontak dengan media akan sangat dikurangi setelah pertandingan. Itu artinya jumlah wartawan menjadi jauh lebih sedikit dari biasanya. Dan juga digunakan panel plexiglass (termoplastik polimer transparan) guna menghindari kontak langsung antara wartawan dengan pemain atau pelatih," kata Profesor Meyer.

Editor: redaktur

Komentar