DIDADAMEDIA - Lokapasar dan platform pariwisata ramah muslim Travalal meluncurkan inisiatif tur virtual karena pandemi COVID-19 menyebabkan kegiatan wisata tidak lagi memungkinkan.
"Anjuran untuk tetap di rumah banyak disosialiasikan oleh banyak pihak. Semua orang pun kemudian mengalihkan kegiatan bekerja dari rumah (work from home), demi memutus rantai penyebaran virus COVID-19 ini. Sebagai akibatnya, kebosanan pun mulai melanda karena aktivitas hanya berada di dalam rumah. Hal ini kami sadari betul, makanya kami luncurkan situs virtual.travalal.com," kata Pendiri dan CEO Travalal Joyo Diharjo.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, Joyo menjelaskan pihaknya mencoba mengurangi kebosanan masyarakat dengan meluncurkan program tur virtual menggunakan teknologi video 360° dan live tour menggunakan aplikasi video conference.
Masyarakat tak perlu khawatir lagi, karena Travalal menyediakan berbagai macam pilihan destinasi wisata mancanegara maupun wisata nusantara. Selain itu, platform itu juga mencantumkan wisata religi yaitu virtual umroh.
Dalam perjalanan virtual itu, masyarakat akan ditemani dan dibimbing oleh pemandu wisata yang berpengalaman yang dapat memberikan pengetahuan baru tentang paket wisata yang ditawarkan.
"Kami berharap dengan virtual reality tourism ini, para pelaku industri pariwisata dapat memiliki potensi pekerjaan dan penghasilan baru sebagai penyelenggara wisata virtual. Kami tidak ingin berdiam diri tanpa solusi. Kami siap memberikan pelatihan bagi mereka. Nantinya, setelah terlatih, Travalal akan ikut membantu memasarkan jasa mereka," katanya.
Meski bagi sebagian besar masyarakat tur virtual akan menjadi pengalaman baru, hal itu dinilai akan menjadi new normal bagi masyarakat saat pandemi berakhir.
Virtual tourism disebut akan menjadi preferensi awal bagi wisatawan sebelum mengambil keputusan untuk pergi ke sebuah destinasi wisata.
Pendiri Forum Halal Tourism Gunawan Surbakti menyambut baik inovasi virtual tourism yang digagas Travalal. Ia berharap industri pariwisata, terutama pemandu wisata bisa mendapat penghasilan baru dari inisiatif tersebut.
"Saya rasa inisiatif ini sangat inovatif. Kami juga berharap dengan konsep virtual tourism ini, pekerja industri pariwisata terutama para pemandu wisata dapat membuka penghasilan baru. Selain itu, wisatawan pun dapat memiliki gambaran secara nyata tentang suatu destinasi wisata," katanya.