Inilah Keistimewaan Aisyah Istri Rasulullah

inilah-keistimewaan-aisyah-istri-rasulullah . (Ilustrasi/net)

DIDADAMEDIA - Ustaz Abdul Somad (UAS) mengatakan Aisyah binti Abu Bakar bisa dikatakan melampaui para perempuan pada zamannya. Kecerdasan istri ketiga Rasulullah Muhammad SAW itu begitu tinggi. Daya ingatnya tajam. Begitupun kemampuannya dalam berpikir kritis.

UAS mengutip perkataan Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak, “Seperempat hukum-hukum syariat Islam diriwayatkan dari Aisyah RA.”

Pengakuan yang senada, lanjut UAS, juga pernah disampaikan Abu Musa al-Asy'ari dalam Sunan at-Tirmidzi, “Jika ada suatu hadis yang sulit dipahami di antara para sahabat Nabi SAW, maka mereka bertanya kepada ‘Aisyah, dan mereka pun mendapatkan ilmu darinya.”

“Menurut Imam adz-Dzahabi, ada lebih dari 100 orang meriwayatkan hadis dari ‘Aisyah. Total hadis yang diriwayatkan ‘Aisyah ialah 2.210 hadis,” ujar UAS diberitakan Republika.coid.

Peranan ‘Aisyah bagaikan suatu “madrasah besar” dalam sejarah Islam, khususnya sepanjang dekade-dekade awal pascawafatnya Nabi SAW. 

Dalam kitab At-Thabaqat al-Kubra karya Ibnu Saad, Masruq ibn al-Ajda'  memberikan kesaksian, “Aku melihat para ulama senior dari kalangan sahabat Nabi SAW bertanya ihwal hukum faraidh kepada ‘Aisyah.”

Kehebatan istri Rasulullah SAW itu bahkan disandingkan dengan empat sahabat utama. Al-Ahnaf bin Qais, seperti dikutip dalam Tarikh Dimasyq karya Ibnu Asakir, berkata, “Saya pernah mendengar orasi Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, serta banyak tokoh lain. Akan tetapi, tak ada kalimat yang lebih kaya dan lebih baik melebihi ungkapan-ungkapan dari ‘Aisyah.”

Imam az-Zuhri dalam Siyar A'lam an-Nubala' menyatakan, “Seandainya dikumpulkan ilmu dari seluruh perempuan Muslim, lalu itu dibandingkan dengan ilmu ‘Aisyah. Maka, ilmu ‘Aisyah akan tetap lebih utama.”

Kepandaian ‘Aisyah tidak hanya dalam bidang hadis, melainkan juga fikih, ilmu pengobatan, dan sastra. Ia tak sekadar mengajarkan sunah Rasulullah SAW, tetapi juga mengoreksi beberapa pernyataan para sahabat.

Sebab, ada keterangan dari mereka yang kurang sesuai dengan sabda atau tindakan Nabi SAW. Misalnya, kritik ‘Aisyah terhadap Abu Hurairah tentang apakah shalat seseorang batal bila ada orang melintas di depannya.

“Beberapa fatwa sahabat Nabi SAW diluruskan ‘Aisyah. Disusun Imam az-Zarkasyi dalam kitab al-Ijabah li Iradi ma Istadrakathu ‘Aisyah 'an as-Shahabah,” kata UAS.


Sembilan Keistimewaan Aisyah Istri Rasulullah

Aisyah adalah putri Abu Bakar ash-Shiddiq. Kedua insan mulia itu sama-sama mendapatkan tempat yang istimewa dalam hati Rasulullah Muhammad SAW.

Suatu ketika, Amr bin Ash bertanya kepada beliau, "Siapakah manusia yang paling engkau cintai?"

"Aisyah," jawab Nabi SAW.

"Dan dari kalangan laki-laki?"

"Ayahnya! (Abu Bakar ash-Shiddiq)," jawab beliau.

Aisyah memang istimewa. Menurut kalangan sejarawan, ada setidaknya sembilan perkara yang tidak diterima oleh perempuan lain setelah Maryam binti Imran (ibunda Nabi Isa AS) tetapi hanya diterima Aisyah.

Pertama, Malaikat Jibril membawa bayangannya dalam mimpi Rasulullah SAW. Inilah yang memulakan pernikahan Rasul SAW dengan putri Abu Bakar itu.

Setelah kematian istri Khadijah, Nabi SAW didatangi Malaikat Jibril, yang memberitahukan kepadanya mengenai Aisyah.

Kejadian ini dituturkan kembali oleh Rasulullah SAW kepada istrinya itu. "Aku bermimpi selama tiga malam. Malaikat datang kepadaku dengan membawa gambarmu dalam sepotong kain sutra seraya berkata, ‘Inilah istrimu.’ Lalu, aku buka kain penutup wajahmu, ternyata itu adalah gambarmu. Saat itu aku bergumam, jika ini kehendak Allah, maka pasti terlaksana" (Muttafaq ‘alaih).

Rasul meminang Aisyah yang saat itu masih berumur tujuh tahun. Ketika perempuan mulia itu telah mencapai umur sembilan tahun, maka Rasul menikahinya.

Kedua, di antara semua istri Rasulullah SAW, dialah satu-satunya perempuan yang dinikahi dalam keadan perawan.

Ketiga, Rasulullah SAW wafat saat kepala beliau berada di pangkuan Aisyah.

Keempat, jenazah Nabi SAW dikebumikan di dalam kamarnya bersama Aisyah.

Kelima, malaikat-malaikat selalu melindungi rumah Aisyah.

Keenam, Aisyah merupakan putri khalifah, yakni sepeninggalan Rasulullah SAW.

Ketujuh, Allah SWT-lah yang langsung membersihkan namanya sehingga dirinya terbebas dari fitnah keji. Wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW membuat nama Aisyah bersih dari segala tudingan.

Kedelapan, Aisyah diciptakan Allah SWT dalam rupa yang baik dan dari keturunan yang baik pula.

Kesembilan, Allah SWT menjanjikan ampunan dan rezeki bagi Aisyah sejak dirinya menjadi istri Rasulullah SAW, baik di dunia maupun akhirat.

Nabi SAW bersabda, "Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, tetapi yang mulia dari kalangan perempuan hanyalah Maryam binti Imran; dan Asiyah, istri Fir’aun. Dan keutamaan Aisyah atas semua wanita seperti keutamaan tsarid atas segala makanan” (HR Bukhari).

Aisyah wafat pada usia 66 tahun (riwayat lain menyebut usia 85 tahun). Saat menghembuskan nafas terakhir, Aisyah sedang menunaikan shalat witir pada malam 27 Ramadhan.


Editor: redaktur

Komentar