DIDADAMEDIA, Indramayu - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan program Desa Digital di Desa Puntang Kecamatan Losarang, Indramayu, Senin (10/12/2018).
Desa digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan informasi.
"Hari ini kita tunjukkan ke dunia bahwa ada desa di Indramayu yang menjadi percontohan nasional tentang transofrmasi dari manual ke digital," kata Gubernur yang akrab disapa Emil dalam siaran pers yang diterima DIDADAMEDIA.
Emil mengatakan, desa digital akan dikembangkan ke 5.300 desa seluruh Jabar. Nantinya seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, terkoneksi dengan jaringan nirkabel, memiliki command center, akun media sosial untuk promosi dan berita, sistem e-commerce serta memiliki aplikasi yang sesuai dengan karakter dan potensi ekonomi di tiap desa.
"Kita memulai visi digital inklusif untuk mengurangi ketimpangan dengan memulai program desa digital yang ekonomi utamanya dibidang perikanan untuk desa Puntang ini," tandasnya.
Desa Puntang memiliki potensi perikanan yang besar khususnya lele dengan total luas area kolam 22.000 hektare atau 25.000 kolam. Namun memiliki kendala pada proses budidaya, teknologi yang kurang memadai, proses pasca panen belum optimal dan akses pasar yang sulit.
Untuk itu, kata Emil, melalui aplikasi e-Fishery sebagai bagian dari program ini, metode pemberian pakan lele diatur waktu dan jumlahnya secara ilmiah di handphone para peternak. Sebanyak 225 peternak lele di desa tersebut pun diberikan bantuan berupa smartphone.
"Nanti mereka menggunakan smartphone itu sebagai acuan dalam penaburan pakan," katanya.
Sehingga terjadi efisiensi pakan dan jumlah panen yang biasanya hanya 3-4 kali pertahun bisa menjadi 6 kali. Dampaknya perekonomian warga akan meningkat karena diprediksi perputaran penjualan lele pertahun di Indramayu dari Rp 1 Triliun akan meningkat 2 kali lipat.
Dalam pelaksanaan program ini, Pemprov Jabar menggandeng berbagai pihak seperti kerja sama dengan PT Telkomsel untuk penyediaan infrastruktur dan jaringan, aplikasi dari e-Fishery, PT Japfa untuk penyediaan pakan, Bank BJB untuk bantuan modal serta Telkom University yang akan memberikan pelatihan kepada warga.
Emil mengatakan, bila program ini telah diterapkan di seluruh Jabar maka perekonomian akan meningkat pesat dan warga desa tidak perlu lagi hijrah ke kota.
"Karena kami akan turun membantu infrastruktur yang namanya peradaban digital. Masyarakat desa sudah harus melek teknologi dan ini adalah solusi meningkatkan perekonomian masyarakat desa," ucap Emil.
Dalam kesempatan itu, diresmikan pula penggunaan saung teknologi perikanan yang berfungsi sebagai etalase budidaya lele, learning center dan peningkatan nilai produk.
Wakil Bupati Indramayu, Supendi, yang juga turut hadir menuturkan, program desa digital yang salah satunya diterapkan pada digitalisasi perikanan adalah terobosan untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan masyarakat.
Di Indramayu terdapat tiga sentra petambak lele yaitu di kecamatan Losarang, Kandanghaur dan Sindang. Produksi lele di Indramayu tahun 2018 ini mencalai 78 ribu ton lebih dan nilainya mencapai 1 Triliun lebih atau sepertiga dari jumlah APBD Indramayu.
"Dari APBD kita sebesar Rp 3,1 Triliun tentu tidak semuanya bisa menyentuh dan memberdayakan masyarakat yang bergerak di bidang peternakan ikan," ujar Supendi.
"Dengan desa digital ini kami harap peternakan ikan akan makin bergairah di masyarakat dan memberikan motivasi lagi bagi masyarakat lain," tambahnya.
Sementara itu, CEO e-Fishery, Gibran, mengatakan, teknologi hadir bukan hanya memberikan layanan tapi juga memberikan lompatan dan akselerasi terhadap prilaku. Jadi peternak yang awalnya tidak mendapatkan fasilitas yang biasa dirasakan masyarakat kota saat teknologi ini relevan ada disekitar mereka maka akan menjadi bagian dari kesehariannya.
"Jadi desa digital adalah salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan dengan menyediakan teknologi tepat guna bagi pembudidaya ikan," tutur Gibran.
Vice President Corporate Planning Telkomsel Andi Kristianto mengatakan peluncuran Kampung Perikanan Digital di Indramayu menjadi bukti keseriusan Telkomsel dalam mengembangkan Internet of Things (IoT) untuk mewujudkan Digital Innovation Village di Indonesia. Pengembangan ekosistem IoT ini melalui penerapan teknologi NB-IoT (Narrowband Internet of Things).
"Teknologi NB-IoT memanfaatkan mesin automatic fish feeder di kolam-kolam ikan untuk meningkatkan efisiensi pakan serta mempercepat siklus panen ikan. IoT menjadi salah satu elemen penting untuk mendukung roadmap pemerintah Indonesia "Making Indonesia 4.0," kata Andi.
Andi mengatakan, kolaborasi bersama dengan stakeholder lainnya dalam pengembangan kampung perikanan digital di Indramayu bisa meningkatkan produktivitas dan efesiensi budidaya ikan lele melalui penerapan NB-IoT. Kampung digital, lanjut dia, sejalan sengan visi Telkomsel dalam menerapkan perkembangan teknologi terkini agar bisa memberikan manfaat.
"Dengan adanya penerapan teknologi NB-IoT dalam mesin automatic fish feeder akan menghasilkan simplifikasi proses pemberian makan ikan di kolam yang luas sekalipun. Teknologi ini dapat mengatur pemberian pakan otomatis, sehingga memudahkan petani untuk memantau dan menjadwalkan pemberian pakan menggunakan aplikasi smartphone. Selain itu juga akan membantu petani meningkatkan efisiensi pakan serta mempercepat siklus panen ikan," tutur Andi.
Editor: redaktur