DIDADAMEDIA, Bandung - Polda Jawa Barat melalui Satgas Pangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) terus mengawasi peredaran sembako jelang perayaan Lebaran.
Dirreskrimsus Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yaved Duma Parembang mengatakan meski ketersediaan aman, harga sembako dapat dipengaruhi oleh masalah rantai distribusi yang lebih dari satu distributor.
"Mata rantai distribusinya ini yang kadang sampai empat mata rantai, mulai dari Bulog, ke distributor satu, dua, dan tiga, baru ke masyarakat. Ini yang kadang (berdampak)," kata Yaved saat dihubungi di Bandung, Kamis (14/5/2020).
Selain itu, menurutnya di saat pandemi COVID-19 ini berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Sehingga permasalahan mata rantai distribusi ini menurutnya bakal terus diawasi oleh Satgas Pangan.
"Kita setiap hari bekerja terus melakukan pengawasan dan pemantauan, kita lakukan monitoring, kita datangi pasar, termasuk ritel yang ada termasuk kota dan kabupaten," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan jajaran kementerian terkait untuk mengungkap penyebab tingginya harga gula pasir dan bawang merah, sehingga terdapat dugaan tingginya dua bahan pokok tersebut karena ada permainan harga yang menguntungkan segelintir pihak.
"Saya ingin ini dilihat masalahnya di mana, apakah masalah distribusi, atau stoknya kurang, atau ada yang sengaja permainkan harga untuk sebuah keuntungan yang besar," kata Presiden rapat terbatas melalui telekonferensi video mengenai Antisipasi Kebutuhan Pokok dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/5).
Presiden mengatakan di pandemi penularan virus Corona atau COVID-19 ini, masyarakat sedang mengalami penurunan daya beli. Maka dari itu, untuk mengurangi beban masyarakat, seluruh harga bahan pokok harus terkendali dan terjangkau.