DIDADAMEDIA, Jakarta - Satnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan menyebutkan hasil tes urine pembawa acara sekaligus paranornal Roy Kiyoshi positif mengandung benzo, menyusul penangkapannya pada Rabu (6/5) di rumahnya pukul 17.00 WIB.
"Pada saat kami lakukan tes urine, positif benzo," kata Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Vivick Tjangkung di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (8/5/2020).
Vivick menjelaskan, penangkapan terhadap Roy dilakukan Rabu (6/5) pukul 17.00 WIB di kediamannya di daerah Cengkareng, Jakarta Barat.
Sebelum dilakukan penangkapan, petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika melakukan penggeledahan di kediaman Roy.
"Pada saat melakukan penggeledahan ditemukan barang bukti psikotropika," kata Vivick.
Saat ditanya jenis psikotropika apa saja yang ditemukan oleh petugas, Vivick menyebutkan barang bukti ada 21 butir psikotropika dan berdasarkan hasil tes urine positif benzo.
Benzodiazepin adalah jenis obat yang memiliki efek sedatif atau menenangkan. Benzodiazepin diresepkan bagi mereka yang cemas atau tertekan dan dapat digunakan dalam pengobatan jangka pendek pada beberapa masalah tidur tertentu.
Benzodiazepin (BZD, BDZ, BZs), kadang-kadang disebut benzo, adalah kelas obat-obatan psikoaktif yang struktur kimianya adalah fusi dari cincin benzena dan cincin diazepine.
Obat pertama golongan itu, chlordiazepoxide (Librium), ditemukan secara tidak sengaja oleh Leo Sternbach pada 1955 dan tersedia pada tahun 1960 oleh Hoffmann-La Roche, yang sejak 1963 juga telah memasarkan benzodiazepine diazepam (Valium).
Sementara sahabat Roy Kiyoshi, Henry Indraguna menyebutkan, Roy mengkonsumsi obat tidur karena kesulitan tidur sejak adanya kebijakan pengetatan seperti kerja dari rumah (work from home/WFH) di tengah pandemi COVID-19.
"Permasalahannya Roy itu sejak kejadian WFH, dia enggak bisa tidur, makanya konsumsi obat tidur, itu aja tidak ada yang lain," kata Henry yang juga seorang pengacara.
Menurut Henry, Roy mengkonsumsi obat tidur baru-baru ini saja karena ada pandemi COVID-19, selain itu karena memiliki gangguan tidur akibat kemampuan khususnya sebagai paranormal.
Henry mendapat kabar, Roy memiliki dokter pribadi di wilayah Jakarta Selatan untuk mengatasi gangguan tidurnya.
"Dia (Roy) memang kalau namanya punya kelebihan itu agak bermasalah di tidur, jadi sering dia konsultasi dengan satu dokter di daerah Jakarta Selatan," kata Henry.
Henry mengatakan dari keterangan keluarga bahwa obat yang ditemukan di kediaman Roy pada saat penggeledahan adalah obat tidur bukan narkoba.
"Bahwa Roy Kiyoshi itu tidak ada narkoba, jadi waktu digrebek itu ditemukan obat tidur," kata Henry.