Tes COVID-19 Metode PCR di Indonesia Terkendala Jumlah SDM

tes-covid-19-metode-pcr-di-indonesia-terkendala-jumlah-sdm Ilustrasi. (Dok Humas Pemprov Jabar)

DIDADAMEDIA, Jakarta - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengakui keterbatasan jumlah sumber daya manusia (SDM) jadi masalah untuk meningkatkan tes COVID-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).

"Petugas laboratorium jumlahnya terbatas, mereka diharapkan bisa kerja 24 jam tapi saat ini cuma bisa 8 jam saja, kalau bisa tingkatkan sumber daya manusia di laboratorium melalui bantuan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) di daerah-daerah kita harapkan lab bisa bekerja selama 16 jam," kata Doni Monardo di kantornya di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Doni menyampaikan hal tersebut seusai mengikuti rapat terbatas dengan tema "Laporan Tim Gugus Tugas Covid-19" yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo melalui "video conference".

Metode PCR yang sering disebut dengan 'swab test' yang menggunakan sampel cairan dari saluran pernapasan bawah sebagai bahan pemeriksaan. Ketika sampel cairan dari saluran pernapasan bawah tiba di lab, para peneliti mengesktrak asam nukleat di dalamnya. Asam nukleat tersebut mengandung genom virus yang dapat menentukan adanya infeksi atau tidak dalam tubuh.

"Kalau sudah bisa beroperasi 16 jam berarti sudah di atas 12 ribu spesimen per hari yang diperiksa karena 'reagen' tersedia termasuk juga komponen-komponen lain untuk mendukung swab juga tersedia," ungkap Doni.

Reagen adalah zat atau senyawa yang digunakan ke sistem saat pengetesan yang menyebabkan reaksi kimia untuk melihat apakah terjadi reaksi.

Komponen lain yang dibutuhkan untuk PCR adalah viral transport medium (VTM) atau media pembawa virus dan ekstrak RNA atau pemurnian asam nukleat rantai tunggal yang merupakan hasil translasi dari DNA.

"Presiden sejak 2 minggu lalu meminta supaya setiap hari kita mampu melakukan 10 ribu pengambilan spesimen tapi kenyataannya data riil sampai sekarang ini baru berkisar 6.000-7.000 spesimen saja, faktornya bukan hanya reagen saja, reagen sudah terdistribusi hingga minggu ini 1 juta reagen, termasuk juga sudah VTM dan esktrasii RNA," ungkap Doni.

Menurut Doni, pemerintah sudah mendatangkan lebih dari 420 ribu reagen PCR dan bahkan pada Minggu (3/5) malam sudah tiba lagi 500 ribu VTM dan ekstraksi RNA.

"Sehingga diharapkan minggu ini kita punya 1 juta reagen, VTM dan ekstraksi RNA, jadi tes masif di 59 laboratorium bisa dioptimalkan lagi, kendalanya adalah sumber daya di tiap laboratorium belum optimal, masih terbatas tenaga personil," tambah Doni.

Untuk itulah Gugus Tugas Pusat meminta ke IDI Pusat maupun IDI wilayah untuk dapat membantu sehingga tes masif bisa optimal.

"Kita tunggu beberapa hari ke depan setelah laboratorium berfungsi lebih optimal dengan pemeriksaan hingga lebih dari 10 ribu dengan waktu kerja bisa kurang lebih dari 16 jam mungkin bisa kita ketahui lebih pasti lagi daerah mana yang menurun, mendatar dan mana yang meningkat penyebaran COVID-19," jelas Doni.

Hingga Minggu (3/5) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 11.192 orang dengan 1.876 orang dinyatakan sembuh dan 845 orang meninggal dunia dengan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 23.130 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 236.369 orang dengan jumlah spesimen yang diperiksa adalah 112.965.

Jika dirasio per 1 juta penduduk, angka yang didapat pun berada di kisaran 374 orang. Jumlah itu jauh lebih rendah dibanding dengan Vietnam dan Thailand dengan angka 2.000 tes lebih per 1 juta penduduknya, Malaysia di di angka 4.063 orang per 1 juta penduduk dan Singapura 20.000 orang per 1 juta penduduk.

Kasus positif COVID-19 ini sudah menyebar di seluruh 34 provinsi di Indonesia dengan daerah terbanyak positif yaitu DKI Jakarta (4.463), Jawa Timur (1.117), Jawa Barat (1.054), Jawa Tengah (776), Sulawesi Selatan (601), Banten (432), Nusa Tenggara Barat (269), Bali (262), Papua (240), Sumatera Barat (195), Kalimantan Selatan (195), Sumatera Selatan (185).

Berdasarkan data dari situs Worldometers, hingga Senin (4/5) pagi terkonfirmasi di dunia ada 3.566.004 orang yang terinfeksi virus corona dengan 248.282 kematian sedangkan sudah ada 1.154.004 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di Amerika Serikat mencapai 1.188.122 kasus, di Spanyol 247.122 kasus, di Italia 210.717 kasus, di Inggris 186.599 kasus, di Prancis 168.693 kasus, di Jerman sebanyak 165.664 kasus, di Rusia 134.687 kasus dan di Turki 126.045 kasus.

Jumlah kematian tertinggi bahkan saat ini terjadi di Amerika Serikat yaitu sebanyak 68.598 orang, disusul Italia yaitu sebanyak 28.884 orang, Inggris sebanyak 28.446 orang, Prancis sebanyak 24.895 orang, Belgia sebanyak 7.844 orang. Saat ini sudah ada lebih dari 213 negara dan teritori yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19.

Editor: redaktur

Komentar