Guru dan Siswa Mulai Kangen Bertemu di Kelas

guru-dan-siswa-mulai-kangen-bertemu-di-kelas . (Ilustrasi/net)

DIDADAMEDIA, Bandung - Guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan Pendidikan, Pemerintah Kota Bandung menginstruksikan semua sekolah dan lembaga pendidikan lain melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring.

Hal tersebut mengacu pada Surat Edaran Wali Kota Bandung yang berisi memberlakukan pembelajaran jarak jauh melalui media daring bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan di bawah kewenangan Pemerintah Kota Bandung (PAUD/TK, SD, SMP, LKP, LPK, dan PKBM).

Meski  belajar daring belum ideal, namun selama KBM daring, para guru memang dituntut lebih kratif. Salah satunya guru SD Tulus Kartika Kota Bandung, Handiani Putri menilai KBM secara daring dirasakan kurang efektif, karena tidak bertemu secara langsung para muridnya akan semangat belajar jika suasana hatinya memang ingin belajar.

"Sebenarnya kurang efektif, kadang tergantung anaknya juga. Mereka juga "moody". Ada anak yang mengeluh dia tidak mau belajar karena bosen liat HP atau Laptop terus," katanya.

Menurutnya, dengan hal tersebut membuat Guru harus menunggu suasana hati anak didiknya sedang baik dan semangat belajar. Karena anak-anak akan cepat bosan belajar secara daring tanpa ada interaksi langsung.

"Mulai belajarnya pukul 08.00 WIB, tapi untuk penugasan berbeda. Ada tugas yang diberikan, nah itu bisa sampai malam pengumpulannya tergantung dari Orang Tua," katanya.

Sementara ada juga orang tuanya yang masih bekerja di luar. Sedangkan anaknya tidak memegang HP atau laptop. Jadi mereka menunggu dulu orang tuanya pulang. "Bahkan ada yang baru ngasih tugas pukul 22.00 WIB dan 24.00 WIB," ujarnya.

Handiani yang mengajar Kelas 1 SD ini mengatakan, hal tersebut menjadi kendala dirinya mengajar. Sebab anak-anak yang masih di kelas bawah memang tidak diperbolehkan memegang HP sendiri.

"Saya pribadi tidak mengejar materi yang ada di buku. Karena kalau seperti itu orang tua nanti yang kewalahan. Kita tidak mau sampai membebani orang tua dalam pembelajaran online ini," katanya.

Handiani merasa beruntung karena KBM daring bisa berjalan dengan baik. Sebab anak didiknya tidak memilki keterbatasan dalam akses internet karena muridnya berada di perkotaan. 



"Orang tua sudah terbiasa menggunakan laptopnya jadi tidak ada halangan. Para Guru juga mendapat bantuan dari Sekolah untuk urusan kuota internetnya jadi tidak ada masalah," ucapnya.

Kendati demikian, ia sangat berharap, masa-masa seperti ini segera berakhir.
"Saya harap pandemi Covid-19 ini bisa cepat selesai agar bisa sekolah seperti biasa. Bisa ketemu dengan anak-anak dan mengajar secara langsung. Itu lebih efektif dan anak-anak juga lebih senang seperti itu," katanya.

Hal serupa juga diungkapkan Guru Kelas 1 SDN 261 Margahayu Kota Bandung, Prastiwi Suryaningsih, kalau berbicara efektif, diakuinya mungkin kurang. Namun, dengan konsep belajar daring ia bisa berkolaborasi dengan orang tua secara intens.

"Konsep belajar ini yang dituntut yaitu pembiasaan yang baik sehari-hari untuk anak-anak. Karena insidental sehingga memang tidak ada tuntutan mengejar kurikulum. Dan itu sejauh ini tersampaikan, bahkan saya juga  memberitahukan, kalau tidak paham bisa ditanyakan," ungkap guru yang akrab disapa Putri ini.

Tujuannya, lanjut lebih kepada kepada sikap, pembentukan karakter anak. Terlebih dengan hadirnya bulan Ramadhan, konsep tersebut dinilai pas untuk mengenalkan sahur, puasa, sholat berjamaah dirumah dan lainnya.  "Makanya ini pas juga dengan datangnya bulan Ramadhan bisa dilaporkan bagaimana puasanya, ngajinya," ujarnya.

Diluar kegiatan tersebut,  aktivitas lainnya pun diberikan lewat laporan foto seperti   olahraga agar menggerakan badan, dan membantu orang Tua.

"Walaupun kegitan ini laporannya berupa foto, agar lebih efektif saya berikan lagi video call untuk bertemu dan ngobrol langsung dengan murid saya. Dengan begitu,  terbentuk percakapan dan saya bisa berkomunikasi langsung bagaimana respon anak-anak. Untuk jadwalnya saya lakukan bergantian setiap harinya, selain itu juga untuk melepas kangen antara saya dan anak-anak," papar Putri. 

Lebih jauh ia berharap, meski mungkin awalnya anak ada keterpaksaan dengan sistem dan pembiasaan tersebut. Namun, untuk jangka panjangnya diharapkan bisa membentuk kedisiplinan bagi anak-anak," tandasnya.

Editor: redaktur

Komentar