DIDADAMEDIA, Bandung - Hari kedua pemberlakuan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di Kota Bandung masih marak dengan pelanggaran. Kondisi tersebut sama seperti yang terjadi pada hari sebelumnya, dan kesadaran warga akan aturan PSBB masih rendah.
Bahkan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna sangat menyayangkan kondisi yang terjadi di lapangan. Jika dibandingkan, sebelum dan saat diterapkan PSBB, menurut Ema, kondisinya sama saja.
"Hari kedua ini, saya mantau ke lapangan dan melintasi beberapa titik check point PSBB seperti Gate Tol Buah Batu, kawasan Cibiru ternyata masih banyak warga terutama para pengendara kendaraan roda dua yang tidak mematuhi aturan PSBB," tegasnya.
Jika kondisi ini terus terjadi, lanjutnya, makan sulit menyebut pelaksanaan PSBB di Kota Bandung berhasil.
"Di area perbatasan masih banyak yang lalu lalang dengan seribu alasan. Padahal jelas-jelas aturan bahkan PSBB itu diam di rumah, belajar di rumah, bekerja di rumah dan ibadah di rumah. Kesadaran warga ternyata masih rendah," keluhnya.
Menurutnya aturan bekerja sudah jelas bahwa perusahaan diluar yang dikecualikan seperti BUMN, BUMD, Energi, Pangan, Komunikasi, Pemerintahan agar bekerja dirumah. Tapi pada realisasinya masih banyak diluar itu yang tetap bekerja. Apalagi alasan lainnya ini itu, lalu bagaimana penanganan ini bisa tuntas," ujarnya.
Hal yang sama juga terjadi dikawasan pasar, bagaimana pihak dan pelaku disana sulit menerapkan aturan seperti memakai masker dan sosial distancing.
"Kalau mau jujur, siapapun tidak ada yang enak menggunakan masker, karena alasan pengap atau tidak biasa. Tapi karena itu aturan jadi mohon untuk memaklumi dan mantaati, karena bukan untuk pemerintah tapi untuk bersama," paparnya.
Selain pasar, toko-toko lain di luar pangan juga masih banyak yang berjualan seperti toko velk ban, perabot rumah tangga, toko kain, sabuk, baju, sampai dikawasan Ujungberung toko-toko emas pada masih buka.
"Petugas kita terbatas, masa setiap hari harus mendatangi satu-satu dan melakukan pemaksaan tutup. Jadi tolong disiplin aturan dan diperhatikan manfaatkan dari ditegakannya aturan ini," tutur Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19 Kota Bandung ini.
Untuk pemberian sanksi, ia membeberkan, sebetulnya kalau untuk diterapkan bisa saja. Namun, jika warga disiplin aturan semua itu tidak harus.
"Sampai akhirnya tadi di lapangan ada yang berboncengan terpaksa salah satunya turun dan angkutan umum. Dengan begitu kan malah buat masalah baru, coba kalau dari rumah sudah niat mematuhi pasti akan lancar. Tidak perlu kami periksa satu-satu karena melanggar itu malah jadi berkerumun dan menghambat para pengendara juga. Jadi tolong saya tegaskan, masyarakat untuk sadar akan masalah ini," pinta Ema.
Pasalnya, diakui Ema, akan sangat menguras banyak hal ketika PSBB harus diperpanjang karena ulah dari warga itu sendiri. "Berapa banyak tenaga-tenaga lapangan yang sudah berkorban untuk ini, belum lagi perihal anggaran yang sangat besar, ditambah lagi masalah pendidikan dan lainnya," tandas Ema menegaskan.