DIDADAMEDIA, Bandung - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang tetap menyediakan ruang isolasi bagi pasien yang terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) meski bukan rumah sakit rujukan COVID-19.
Nantinya, ruang isolasi yang diberi nama Wijaya Kusuma itu akan dilengkapi dengan tiga tempat tidur, ventilator, pemantau suhu tubuh, CCTV dan ruang steril bagi tim medis yang menangani pasien.
Dikutip dari rilis Humas Pemkab Bandung, Wakil Bupati Bandung Gun Gun Gunawan berharap dapat membantu pemerintah daerah dalam menangani pasien COVID-19.
“Meskipun RSUD Soreang bukan rujukan utama, tapi pasti ada pasien yang memiliki gejala hampir mirip dengan COVID-19. Kami juga telah mendapat laporan dari pak dirut, bahwa pembangunan ruang isolasi ini merupakan antisipasi dalam menghadapi pandemi yang terjadi di Kabupaten Bandung. Namun saya tetap berdoa, semoga tidak ada masyarakat yang masuk ke ruangan ini,” ungkapnya di sela kunjungan kerja ke RSUD Soreang, Kamis (16/4/2020).
Pada kesempatan itu pula, wabup mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang telah sabilulungan membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dalam memenuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan.
“Alhamdulillah, kali ini rekan-rekan alumni SMA 12 Bandung memberikan APD berupa gown all-cover, sarung tangan dan face shield untuk RSUD Soreang dan sejumlah Puskesmas di Kabupaten Bandung. Saya berharap, kegiatan sosial ini bisa menjadi motivasi bagi komunitas atau masyarakat lainnya. Tidak hanya membantu fasilitas kesehatan, masyarakat juga bisa membantu warga lainnya yang terdampak wabah, salah satunya adalah pedagang di area sekolah,” ujar Wabup Gun Gun.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama (Dirut) RSUD Soreang dr. H. Iping Suripto memaparkan, dalam menghadapi pandemi tersebut, pihaknya telah membentuk tim coronavirus internal RSUD Soreang pada satu Maret 2020.
“Langkah preventif lainnya, kami akan segera memiliki ruang isolasi yang terdiri dari tiga ruang rawat. Bangunan ini bersumber dari dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT PP (Pembangunan Perumahan). Sebelumnya, pihak PP telah mengahadirkan staf ahli dari kemenkes (Kementerin Kesehatan) untuk mengawasi pembangunannya. Insya Allah, ruang isolasi ini telah memenuhi standar kemenkes,” jelasnya.
Dalam kurun waktu dua bulan, lanjut Iping, pihaknya telah merawat dua Pasien Dengan Pengawasan (PDP).
“Sejak Maret kemarin kami telah merawat PDP, yakni bayi berusia dua bulan yang dirawat selama 12 hari, dan bayi berusia delapan bulan yang dirawat 9 hari. Alhamdulillah kedua pasien sembuh dan memiliki hasil swabnya negatif,” papar Iping.
Sementara untuk melindungi timnya dari paparan COVID-19, Iping berencana akan melakukan rapid test. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sebaran virus di internal RSUD Soreang.
“Kedepannya kami berencana melakukan rapid test bagi seluruh pegawai di RSUD Soreang, mulai dari dokter, perawat hingga cleaning service. Semoga rencana kami ini dapat direalisasikan dalam waktu dekat,” harapnya.