Olimpian Turun Tangan Rawat Pasien Covid-19 di Garda Terdepan

olimpian-turun-tangan-rawat-pasien-covid-19-di-garda-terdepan Sejumlah wanita mengenakan masker untuk mencegah virus corona saat melintas di Odaiba Marine Park, T. (antara)

DIDADAMEDIA - Para Olimpian ikut turun tangan, kali ini bukan lagi di lapangan, melainkan berada di garis terdepan sebagai bagian dari tim medis yang membantu merawat para pasien positif COVID-19 di negaranya masing-masing.

Dilansir dari laman Olympic, Kamis, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Dunia yang jatuh pada 8 April memberikan penghormatannya kepada paramedis yang telah berjuang menangani COVID-19.

"Hari ini kami memberi penghormatan untuk orang-orang yang bekerja keras melawan pandemi COVID-19," ujar Bach.

"Terima kasih untuk semua dokter, perawat, tim medis dan relawan atas komitmen dan dedikasi kalian. Kalian adalah pemenang sejati."

Bach juga menuturkan bahwa ada beberapa atlet dan Olimpian yang menjadi bagian dari tim medis untuk turut membantu di garda terdepan memerangi virus corona.

"Banyak anggota komunitas Olimpiade dan banyak atlet Olimpiade bagian dari tim medis," katanya.

"Mereka bekerja di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Di masa-masa yang belum pernah terjadi seperti ini, olahraga memberi harapan."



Berikut delapan Olimpian yang turut membantu merawat pasien positif corona:



1. Paula Pareto


Peraih medali emas Olimpiade 2016 cabang Judo.

Paula Pareto kini bekerja sebagai dokter ortopedi di Isidro Hospital, Buenos Aires dan ikut membantu merawat pasien positif COVID-19 di rumah sakit tersebut.

"Meski dokter ortopedi tidak berada di garis depan, kami adalah bagian dari tim kesehatan menghadapi pandemi ini, dan kami akan membantu apabila diperlukan," kata Pareto.


2. Joyce Sombroek

Peraih medali emas cabang hoki di Olimpiade 2012 London Joyce Sombroek juga ikut bergabung memerangi pandemi virus corona di negaranya, Belanda.

Setelah pensiun sebagai atlet pada 2016 lalu, Sombroek memutuskan untuk menyelesaikan studi ketokteran di Amsterdam's Virje Universiteit. Dan kini ia telah bekerja sebagai dokter umum.

"Yang terpenting adalah memberikan kepedulian kepada mereka yang membutuhkan. Saya sangat senang dengan pekerjaan saya dan saya pikir semua orang yang bekerja di dunia kesehatan bertanggung jawab," kata Sombroek.


3. Hayley Wickenheiser

Peraih medali emas cabang hoki es Hayley Wickenheiser memutuskan untuk melanjutkan studi kedokteran usai pensiun sebagai atlet pada 2017 lalu.

Mantan atlet berusia 41 tahun itu melanjutkan studi kedokterannya di University of Calgary, Toronto, Kanada. Ia kini menjadi Asisten Direktur Pengembangan Atlet sekaligus anggota Komisi Atlet IOC. Sejak Januari, dia telah turun tangan membantu pasien di ruangan gawat darurat di wilayah Toronto.

“Halo semuanya. Kalian mungkin tahu saya sebagai peraih medali di Olimpiade, namun saya juga memakai ini (seragam paramedis) untuk pelatihan dokter di tahun terakhir saya sekolah kedokteran. Sekarang kalian akan mulai melihat saya di rumah sakit,” kata Wickenheiser melalui unggahan video di Twitternya.


4. Vicky Wright


Atlet curling asal Skotlandia Vicky Wright ikut membantu menjadi suster di tengah pandemi COVID-19 yang juga turut melanda negaranya.

Atlet berusia 26 tahun itu seharusnya mempersiapkan diri untuk Olimpiade Musim Dingin 2022, namun dia akhirnya bisa kembali menjadi suster di Forth Valley Royal Hospital setelah banyaknya kejuaraan olahraga ditunda akibat virus corona.

"Menjadi seorang suster selalu memberikan saya perspektif yang positif terhadap kehidupan dan tetap fokus pada hal-hal yang penting," ujarnya.


5. Kim Daybell

Atlet paralimpik cabang tenis meja asal Inggris Kim Daybell juga memberikan perhatiannya dengan membantu langsung para pasien positif COVID-19.

Daybell yang terlahir dengan Sindrom Polandia itu memberikan bantuannya di National Health Service (NHS) di Inggris.

Atlet 27 tahun itu sebelumnya telah menyelesaikan studi kedokterannya di University of Leeds pada 2018 silam. Setelah lulus, dia bekerja paruh waktu sebagai dokter junior di Whittington Hospital, London Utara.

Daybell semestinya berlatih untuk persiapan Paralimpiade 2020 Tokyo. Namun karena penyelenggaraannya ditunda ke tahun depan, dia memutuskan untuk bekerja penuh waktu sebagai dokter dan menangani pasien virus corona.

"Mereka meminta saya agar bisa bekerja penuh, dan saya sudah mulai bekerja penuh sejak pekan lalu. Saya sudah menyelesaikan operasi dan akan menjadi senior house officer (SHO) yang menangani pasien COVID-19," kata Daybell.

"Saya ingin mencoba dan membantu semampu saya, dan itu cukup menyenangkan. Saya beruntung memiliki kemampuan untuk membantu melawan apa yang sedang terjadi saat ini," tuturnya.


6. Jo Brigden-Jones

Atlet kayak asal Australia Jo Brigden-Jones kini memfokuskan dirinya untuk bekerja penuh sebagai paramedis di Rumah Sakit New South Wales (NSW).

Brigden-Jones yang pernah tampil di Olimpiade 2012 London itu mengungkapkan kepada acara radio ABC Grandstand bahwa ia semestinya meninggalkan Sydney menuju Gold Coast untuk pelatihan intensif menjelang Olimpiade Tokyo.

Namun penundaan Olimpiade membuatnya kembali bekerja sebagai paramedis yang merawat para pasien terinfeksi virus corona.


7. Rachael Lynch

Atlet hoki asal Australia Rachael Lynch sebelumnya telah bekerja sebagai suster di rumah sakit bagian rehabilitasi saraf di Perth. Dia membantu pasien yang menderita stroke atau yang hidup dengan multiple sclerosis selama 13 tahun berkarier.

Namun kini, atlet yang pernah tampil membela negaranya di Olimpiade 2016 Rio itu mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bahu membahu membantu pasien dengan COVID-19.

“Dengan pengumuman bahwa Olimpiade Tokyo ditunda hingga 2021, saya bisa tenang mengetahui fakta bahwa saya memang harus berada di rumah sakit. Saya merasa bangga dan bersyukur, terima kasih kepada seluruh tenaga medis yang membantu memerangi virus corona,” kata Lynch di akun instagramnya.


8.Silvia Meseguer

Wakil kapten Atletico Madrid, Silvia Meseguer, secara sukarela membantu tim medis menangani pasien virus corona di rumah sakit yang didirikan di kompleks pameran IFEMA di Spanyol.

Meseguer memutuskan pensiun dari sepakbola internasional tahun lalu untuk fokus pada tahun terakhir studi kedokterannya.

“Melihat situasi yang kita alami, saya pikir apapun kontribusi kita akan sangat penting. Saya masih belum memiliki gelar dokter karena saya belum menyelesaikan tugas akhir saya, tetapi jika mereka membutuhkan bantuan dari mahasiswa, tentu saja saya akan melakukannya,” kata Meseguer kepada laman resmi klub.

Editor: redaktur

Komentar