DIDADAMEDIA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dalam upaya percepatan penanganan COVID-19, telah mendatangkan alat laboratorium tes PCR (Polymerase Chain Reaction) dari Roche, Swiss yang bisa melakukan tes dengan kapasitas hingga 10.000 per hari.
Staf khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Rabu, mengatakan terdapat dua unit PCR yang memiliki alat RNA extractor otomatis dengan kemampuan 10.000 tes per hari dan ada juga alat yang berkapasitas melakukan 500 tes per hari.
"Kalau alat ini sudah terinstal semua bisa tercapai 8.000 hingga 10.000 tes per hari. Jadi, dalam sebulan kita bisa tes 300 ribu orang," ujar Arya.
Dengan kapasitas tes bisa mencapai 10.000 per hari, menurut Arya, akan semakin cepat pula pemerintah mendata jumlah orang yang terinfeksi virus corona, untuk kemudian menentukan langkah antisipasi selanjutnya.
Apalagi, lanjut Arya, alat tes laboratorium PCR ini mempunyai tingkat presisi yang lebih akurat ketimbang tes cepat atau rapid test.
Alat tes PCR tersebut nantinya akan didistribusikan ke beberapa provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimatan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Untuk di DKI Jakarta, Arya menuturkan setidaknya alat tes lab PCR itu bisa digunakan setidaknya dalam dua pekan ke depan.
Pemeriksaan menggunakan teknik reaksi rantai polimerase (PCR) merupakan salah satu tes untuk mendeteksi virus corona. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pengumpulan usap (swab) dari saluran pernapasan atas, yakni bagian hidung, mulut dan tenggorokan.
Sampel berupa swab dari hidung, mulut, dan tenggorokan itu ditujukan untuk memastikan orang-orang yang positif COVID-19 dari hasil rapid test.