DIDADAMEDIA, Bandung - Keputusan tidak menggelar salat fardhu dan salat Jumat berjamaah, tak serta merta membuat Masjid Raya Bandung (MRB) Provinsi Jawa Barat ditutup dan melarang warga salat.
DKM Masjid Raya Bandung memastikan, pintu masjid tetap terbuka bagi masyarakat yang ingin melaksanakan salat. DKM Masjid Raya Bandung hanya meniadakan sementara aktivitas yang sifatnya massal di dalam masjid yang mampu menampung ribuan jamaah itu.
Seperti salat fardhu berjamaah dan salat Jumat. Langkah serupa juga dilakukan di sejumlah negara yang berpenduduk mayoritas muslim dan warganya banyak terpapar Virus Corona (COVID-19) seperti Iran dan Singapura.
"Bukan menutup, punya keberanian apa ketua DKM untuk menutup atau meniadakan salat Jumat? Itu namanya kufur. Akan tetapi memindahkan untuk sementara waktu salat Jumat bagi khalayak umum, tidak di Masjid Raya. Yakni, mengalihkan jamaah untuk salat Jumat di masjid di wilayah masing-masing," ungkap Ketua DKM Masjid Raya Bandung Muhtar Gandaatmaja, Rabu (18/3/2020).
Diakuinya, saat ini yang menjadi permasalahan seolah-olah Masjid Raya itu menghilangkan salat Jumat. Padahal, ulama mana yang berani menghilangkan salat Jumat. "Kalau ditiadakan salat Jumat orang lain marah, pasti saya yang akan duluan marah, saya tantang umat Islam siapa yang berani meniadakan salat Jumat? Ridak ada di dunia ini," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya DKM MRB Provinsi Jawa Barat memutuskan menangguhkan sementara pelaksanaan salat Fardhu dan salat Jumat berjamaah hingga waktu yang belum ditentukan.
Keputusan itu mengacu pada imbauan MUI pusat, Gubernur Jabar, kemudian Pemkot Bandung. Disamping itu juga untuk mempertimbangan kesehatan, dimana SOP untuk menghadirkan orang banyak harus ada pengukur panas tubuh, masjid raya tidak punya kemampuan tersebut maupun keahlian.
"Kemarin tanggal 14 Maret dari pihak kepolisian, kami berterimakasih kepada Polrestabes Bandung bahkan terjun langsung pak Kapolrestabes, Dandim, Pakwali juga ada untuk mensterilkan kawasan MRB Provinsi Jawa Barat," tuturnya.
Sementara untuk masih adanya warga yang datang ke MRB Provinsi Jawa Barat, pihaknya memang tidak sepenuhnya menutup dan malarang. "Di sini masih ada orang yang lagi tiduran dan istrahat terus kita usir perasaan mereka gimana? Terus yang jualan juga kita usir dia jualan untuk biayai anak sekolah mau gimana hati kita. Jadi semua langkah yang kita lakukan tetap harus sebijak mungkin. Untuk yang akan melaksanakan salat sendiri silahkan, tapi bukan berjamaah," tandasnya.