Terjadi Panic Buying, Disdagin Kota Bandung Koordinasi dengan Aprindo

terjadi-panic-buying-disdagin-kota-bandung-koordinasi-dengan-aprindo Sejumlah warga antre di loket pembayaran Toserba Yogya. (Tri Widiyantie/PINDAINEWS)

DIDADAMEDIA, Bandung - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengakui adanya pembelian kebutuhan pokok berlebihan yang dilakukan masyarakat.

Hal itu sesuai laporan yang diterima Disdagin Kota Bandung yang mendapati pembelian kebutuhan bahan pokok di luar batas kewajaran atau panic buyiong pada Minggu (13/3/2020).

Fenomena tersebut terjadi sejak beredarnya 14 poin kebijakan termasuk meliburkan kegiatan belajar mengajar dan instruksi agar masyarakat membatasi aktivitas di luar rumah sebagai upaya mencegah wabah virus Corona (Covid-19)

"Kemarin (Minggu) ada beberapa warga melakukan panic buying di beberapa gerai modern dengan kenaikan pengunjung hingga 30 sampai 40 persen dibandingkan sebelumnya. Kendati begitu, padatnya gerai modern, karena dikunjungi juga oleh warga yang berbelanja kondisi normal untuk kebutuhan bulanan," ungkap Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Waslian di Balai Kota Bandung, Senin (14/3/2020).

Pihaknya tengah berkoordinasi dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memantau semua pusat perbelanjaan di Kota Bandung, baik pasar tradisional maupun gerai toko-toko modern.

"Kami terus berkoordinasi dengan Aprindo, apabila terjadi panic buying dan terus berlanjut maka pembelian akan segera dibatasi. Namun, hari ini pagi tadi kami mendapatkan laporan tidak terjadi panic buying. Semoga kondisi berangsur normal. Tidak seperti kemarin sejak pukul 08.00 WIB sudah dipadati antrian pembeli," tuturnya.

Ia menjelaskan, titik gerai modern yang diserbu warga antara lain Yogya Jalan Buah Batu, Yogya Batu Nunggal, Yogya Riau Junction, Yogya Setrasari, Yogya Pasteur dan Yogya Soekarno Hatta.

"Untuk gerai modern paling banyak diserbu itu Yogya atau Griya, sementara untuk toko modern lainnya sepertinya Borma, Hypermart, Superindo hanya beberapa kawasan saja yang diserbu," terangnya.

Elly menerangkan, selama 14 hari kedepan pihaknya akan terus melakukan pantauan bersama Aprindo terkait panic buying. Disamping itu juga, sesuai dengan instruksi Wali Kota Bandung, Oded M. Danial dalam 14 point kebijakan, pihaknya mengemban amanah pada 2 point yakni  point 10 mengimbau seluruh pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan, dan toko modern untuk tetap membuka layananannya dengan menerapkan standar kesehatan maksimum, serta upaya penyegahan penyebaran covid-19.

"Dan poin 11, warga diimbau tak berbelanja kebutuhan pokok secara berlebihan karena stok berkondisi aman, dan tersedia. Dua poin itu kami lakukan sesuai dengan instruksi lewat pemantauan berkelanjutan," jelasnya.

Sementara untuk ketersediaan masker dan handsanitizer pihaknya tidak memungkiri kalau stock hampir habis, terutama di ritel-ritel modern. "Kemarin di apotek Kimia Farma msih ada stock masker, dan sekarang kami akan lakukan pemantauan kembali," tandasnya.

Editor: redaktur

Komentar