DIDADAMEDIA - Harga emas melonjak ke level tertinggi lebih dari satu minggu pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi), ketika kekhawatiran atas penyebaran global virus corona mendorong lebih banyak aliran safe-haven dan harapan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut oleh bank-bank sentral utama.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Bursa Comex melonjak 25 dolar AS atau 1,52 persen, menjadi ditutup pada 1,668 dolar AS per ounce, karena investor beralih ke pembelian safe-haven di tengah kekhawatiran COVID-19. Emas berjangka turun tipis 1,4 dolar AS atau 0,09 persen menjadi menetap di 1.643 dolar AS sehari sebelumnya.
Sementara itu, di pasar spot, harga emas naik 1,9 persen menjadi diperdagangkan di1.666,16 dolar AS per ounce pada pukul 13.36 waktu setempat (18.36 GMT).
"Jelas karena pasar ekuitas berada di bawah tekanan dan ada lebih banyak kekhawatiran tentang virus corona, jadi jelas kita melihat uang mengalir keluar dari aset-aset berisiko ke tempat yang aman seperti emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
“Selain itu, kami terus memandang emas sebagai lindung nilai klasik terhadap membanjirnya likuiditas bank-bank sentral global. Emas terus menjadi investasi alternatif favorit kami di luar sana.”
Pasar ekuitas mereda setelah California mengumumkan keadaan darurat terkait epidemi tersebut ketika jumlah kematian meningkat di Amerika Serikat.
Sekarang ada lebih dari 90.000 kasus COVID-19 secara global, dengan lebih dari 3.000 kematian.
Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Rabu (4/3/2020) bahwa penyebaran global telah menghancurkan harapan untuk pertumbuhan yang lebih kuat tahun ini, sementara laporan The Fed menunjukkan ada tanda-tanda epidemi mulai membebani sentimen bisnis AS.
Fed AS dan bank sentral Kanada telah merespons dengan memotong suku bunga sebesar 50 basis poin. Pasar di zona euro memperkirakan 90 persen kemungkinan bahwa Bank Sentral Eropa akan memangkas suku bunga simpanannya minggu depan.
“Argumen makro emas itu sederhana. Virus yang menyerang pertumbuhan global dan suku bunga rendah secara global akan membuat harga emas naik lebih tinggi,” kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA, dalam sebuah catatan.
Selanjutnya mendukung logam kuning, indeks dolar tergelincir 0,5 persen ke dekat level terendah dua bulan terhadap sekeranjang mata uang utama, sementara imbal hasil obligasi 10-tahun AS turun kembali di bawah satu persen.
Di tempat lain, paladium turun 1,6 persen menjadi 2.536,16 dolar AS per ounce.
"Sementara kami memperkirakan harga paladium menjadi lebih fluktuatif selama beberapa minggu mendatang, kami terus mengantisipasi tren akan lebih tinggi selama kuartal mendatang, didukung oleh fundamental yang kuat," kata UBS dalam sebuah catatan.
"Meskipun penjualan mobil lebih lemah (kemungkinan juga terkait dengan wabah virus corona), kami pikir 2020 akan menjadi tahun defisit kesembilan berturut-turut untuk logam putih."
Perak naik 1,1 persen menjadi 17,36 dolar AS per ounce, sementara platinum tergelincir 0,7 persen menjadi 866,33 dolar AS per ounce.
Di pasar berjangka, perak untuk pengiriman Mei bertambah 14,7 sen atau 0,85 persen, menjadi ditutup pada 17,393 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 9,5 dolar AS atau 1,09 persen, menjadi menetap di 865,7 dolar AS per ounce.