Disdagin Kota Bandung Imbau Masyarakat Tak Lakukan 'Panic Buying'

disdagin-kota-bandung-imbau-masyarakat-tak-lakukan-panic-buying Ilustrasi. (Net)

DIDADAMEDIA, Bandung - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengimbau masyarakat tidak berbelanja berlebihan atau 'panic buying' sebagai respons atas wabah virus Corona (Covid-19).

Disdagin Kota Bandung mengakui telah menerima laporan terkait pembelian kebutuhan bahan pokok di luar batas kewajaran yang bisa memicu naiknya harga sejumlah kebutuhan sehingga merugikan masyarakat.

"Banyak masyarakat yang akhirnya panic buying dengan melakukan pembelian beragam kebutuhan pokok yang tidak wajar. Padahal sejauh ini stok pangan akan kebutuhan pokok cukup aman," ungkap Kepala Disdagin, Elly Wasliah di Balai Kota Bandung, Kamis (5/3).

Diakuinya, panic buying terjadi di beberapa supermarket hingga terjadi antrean. Kendati demikian pihaknya mengimbau agar masyarakat jangan mudah terhasut oleh isu yang belum tentu kebenarannya.

Sementara pada kesempatan yang sama, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Usep Awaludin mengatakan ketersediaan pangan di Kota Bandung aman.

"Ketersediaan pangan di kita Insyaallah masih aman, dan kita pun sudah melakukan dialog dengan pedagang pasar dan juga dengan para pemasok bahwa untuk pangan di kota bandung tersedia dengan aman. Bahkan dari bulog pun untuk ketersediaan beras menjamin tidak akan kekurangan," ungkapnya.

Dijelaskannya, ada 248 ribu ton beras dan untuk Jawa Barat tidak akan kekurangan. Sehingga pihaknya mengimbau kepada warga jangan panic buying atau menimbun karena itu akan membuat harga akan melonjak. "Jadi belilah sesuai kebutuhan dan mendengar isu dari daerah lain kalau kita kekurangan pangan, itu tidak benar," tegasnya.

Meski, lanjutnya, untuk pasokan kebutuhan pangan di Kota Bandung Masih mengandalkan pasokan dari luar daerah. Misalnya saja untuk kebutuhan beras di Kota Bandung yang mencapai 640 ton perhari, disuplai dari Kab Bandung, Garut, Tasik, Subang, Indramayu, Majakengka, Cirebon, dan Sumedang,

Sedangkan untuk daging Sapi kebutuhan 36 ton perhari yang disuplai dari Jateng, Jatim, Lampung, Kab Bandung, Garut dan Subang. Sementara daging Ayam Kota Bandung  99 ton perhari disuplai dari Kab Bandung, Tasik, Ciamis, Jateng dan Cianjur.

"Telur ayam kebutuhan Kota Bandung 140 ton perhari dan disuplai dari Ciamis, Sukabumi dan Blitar. Untuk Cabe Merah 8 ton perhari disuplai dari Brebes, Banyuwangi, Garut, Tasik dan Kab Bandung. Cabe Rawit 11 ton perhari dari Brebes, Garut, Banyuwangi, Tasik, dan Kab Bandung," tuturnya.  

Ia melanjutkan, untuk kebutihan Bawang Merah 125 ton perhari yang dipasok dari Tasik, Kab Bandung, Majalengka, Garut dan Brebes. "Dan Bawang Putih 93 ton perhari dan itu full dari China, sekarang akan beralih ke India tapi belum dilakukan," ujarnya.  

Menurutnya, karena Kota Bandung Masih ketergantungan untuk pasokan pangan ke luar daerah, maka pihaknya mengedukasi ke masyarakat agar bisa menyediakan pangan sendiri.

"Dengan demikian bisa mengurangi pengeluaran. Misalnya dengan menanam kebutuhan sayuran atau lainnya di area hunian dan juga mendorong kepada petani-petani lokal agar bisa mendapatkan panen yang berkualitas," tandasnya.

Editor: redaktur

Komentar