Dua Kreator Indonesia Lolos 10 Besar Huawei Film Awards Asia Pasifik

dua-kreator-indonesia-lolos-10-besar-huawei-film-awards-asia-pasifik Konferensi pers Huawei Film Awards di Jakarta, Kamis (5/3/2020). (Antaranews.com)

DIDADAMEDIA, Jakarta - Dua peserta Indonesia lolos 10 besar kompetisi film pendek Huawei Film Awards yang diikuti 117 peserta dari Asia Pasifik. Semua peserta membuat film pendek dengan ponsel Huawei dari berbagai kreator dan sineas di Asia Pasifik.

Dalam penyelenggaraannya di Indonesia, Huawei bekerjasama dengan London School of Public Relations Communication and Business Institute yang memiliki jurusan Digital Media Communication & Advertising.

Dua sineas asal Indonesia yang berhasil menempati posisi 10 besar HFA Asia Pasifik, yakni film pendek bertajuk “Ero” karya mahasiswa LSPR Jakarta” dan Juhendi dengan judul film “JALU”. Karya-karya ini merupakan dua perwakilan konten kreator dari Indonesia yang menerima apresiasi Top 10 Konten Kreator HUAWEI Film Awards, dan Jalu menjadi film terbaik untuk tingkat Indonesia.

Untuk tingkat APAC, Tan Wei Lun dari Singapura dengan judul film Thief berhasil menyabet penghargaan APAC Best Film dan APAC Best Director. Sementara APAC Best Actor dan APAC Best Cinematography dimenangkan oleh Vasavas Bhangsa-ard dengan film Arbeit Macht Frei (Thailand).

Lo Khing Seng, Deputy Country Head Huawei Consumer Business Group Indonesia, di Jakarta, Kamis, mengungkapkan apresiasinya atas antusiasme para peserta dari Indonesia yang telah mengikuti ajang ini.

“Saat ini kita berada di era di mana perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor penting dalam mengasah kreativitas, salah satunya dalam bidang sinematografi. "

Ia mengatakan Huawei telah mengeluarkan produk yang bisa mendukung kebutuhan sinematografi, seperti HUAWEI Mate 30 Pro. Perangkat ini dilengkapi dengan 40MP Cine Camera, 40MP SuperSensing Camera, 8 MP Lensa Telephoto, serta 3D TOF Camera.

Syaifullah, Direktur Industri Film, Televisi dan Animasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan kini karya bisa dibuat lewat medium sederhana seperti ponsel pintar."

Hal ini pun menunjukkan bahwa karya sinematografi mampu digunakan untuk mengangkat kekayaan Indonesia.”

Editor: redaktur

Komentar