DIDADAMEDIA, Bandung - Ketua PMI Jawa Barat Adang Rochjana mengatakan, kendala yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan stok darah yakni ketersediaan peralatan penyimpan darah.
Sementara upaya untuk memenuhi kekurangan labu darah ini biasanya melalui donor pengganti. Selain itu, PMI Jawa Barat juga meminta kepada Pemda Provinsi Jawa Barat agar bisa memenuhi kebutuhan peralatan penyimpan darah di PMI Jabar.
“Tapi masih bisa dengan donor pengganti, itu masih bisa terpenuhi. Karena kalau kita harus sudah siap, sebenarnya tempat penyimpanan (darah) kita yang kurang,” tutur Adang di Gedung Sate Kota Bandung, Kamis (22/11/2018).
“Jadi, kita mengajukan ke pemda untuk mengajukan alat. Karena (darah) ada kadaluarsanya, kalau terlalu lama disimpan apalagi tidak memakai bahan atau alat yang steril darah akan rusak, sehingga kita memerlukan alat-alat penyimpanan yang lebih banyak,” tambahnya.
Adang juga mengaku bahwa antusiasme warga Jawa Barat untuk mendonorkan darah cukup tinggi. Setiap hari ada ribuan pendonor yang menyumbangkan darah ke 27 PMI kabupaten/kota yang ada di seluruh Jawa Barat.
“Antusiasme warga Jawa Barat besar sekali, kalau dihitung (jumlah pendonor) ribuan karena dari 27 kabupaten/kota. Cuman kalau sudah penuh tempat penyimpanan (darah)-nya stop dulu, kalaupun ada orang yang ingin donor kita minta minggu berikutnya,” jelas Adang.