DIDADAMEDIA, Bandung - Satu lagi hadir film karya anak bangsa berjudul 'Riki Rhino' yang merupakan film animasi garapan Batavia Picture yang sutradara oleh Erwin Budiono.
Sebuah film yang diperankan oleh satwa-satwa langka di Indonesia. Proses penggarapan film full dilakukan di Kota Bandung, Jawa Barat.
Untuk pertama kalinya setelah selesainya proses pembuatan film 'Riki Rhino', dilakukan Screening film Riki Rhino di Ciwalk, kemarin. Acara tersebut dihadiri langsung oleh para penggarap film dan juga para pengisi suara.
"Kita memilih Kota Bandung sebagai lokasi pertama dilakukannya screening film 'Riki Rhino' karena Bandung menjadi tempat pembuatan film 'Riki Rhino' dari awal hingga akhir. Total ada 100 orng yang menggarap, kedepannya ada 4 film lagi dan ini pertama, sedangkan yang kedua mudah-mudahan tahun selanjutnya," jelas sutradara 'Riki Rhino', Erwin Budiono.
Ia menjelaskan, keseluruhan proses pembuatan memakan waktu hingga 4.5 tahun. Mulai dari research selama 6 bulan serta proses skrip yang diakuinya tidak mudah. Pasalnya, film yang mengangkat satwa langka serta tempat wisata tersebut harus menampilkan karakter-karekter hewan yang sesungguhkan.
"Kita buat semirip mungkin, dan itu membutuhkan proses pembuatan yang tidak mudah.
Project pertama dibuat 90 menit dan dirasakannya seperti marathon. "Satu detik saja adegan, gerak-gerik dan suara harus tepat, jangan sampai membuat kesalahan ditengah karena bisa diulang lagi," terangnya.
Hal serupa juga diungkapkan penulis naskah, Cassandra Massardi. "Lumayan memakan proses yang tidak sebentar. Karena naskah yang dibuat harus disesuaikan dengan karakter-kaakter hewan yang Ada. Sehingga saya pun terus berkoordinasi dengan editor untuk membuah naskah yang dibutuhkan. Walau sulit namun menyenangkan," paparnya.
Terlebih, ia mengaku banyak pesan positif yang disampaikan lewat film 'Riki Rhino' antara lain tentang bagaimana kita melestarikan satwa-satwa langka dan juga kembali ke alam.
"Banyak sekali pesannya, salah satunya bagaimana kita bisa berempati kepada hewan. Jangan sampai satwa langka tersebut menjadi korban orang-orang tidak bertanggung jawab. Pesan positif lainnya, justru yang dikhawatirkan dengan kondisi hampir punahnya satwa langka bukan hewan, melainkan prilaku manusia itu sendiri.
Film animasi 'Riki Rhino' bercerita tentang Riki, seekor badak Sumatera muda yang kehilangan culanya karena diambil oleh pemburu Mr Jak. Riki ingin mendapatkan kembali culanya yang telah dicuri, maka ia pun mengajak serta temannya Beni si bebek melakukan petualangan untuk mencari sang pemburu.
Sepanjang perjalanan, Riki selalu membantu hewan-hewan lain yang memerlukan pertolongan. Karena kebaikannya itu, Riki mendapat kekuatan magis yang membuatnya mampu melakukan keahlian hewan lain yang diselamatkan dalam waktu tertentu. Meski begitu, dapatkah Riki mendapatkan culanya kembali?
Film animasi 'Riki Rhino' ini membawa muatan pesan kepada semua orang agar senantiasa menjaga kelangsungan kehidupan flora dan fauna, dan melestarikan spesies yang terancam punah. Sebagai penggagas cerita, Jony Yuwono menjelaskan alasan film animasi ini mengangkat cerita tentang badak Sumatra dan bukannya badak Jawa.
Dua spesies badak ini memiliki perbedaan mencolok dari jumlah culanya. Badak Jawa bercula satu, sedangkan badak Sumatra bercula dua. Keduanya sama-sama terancam punah, namun kondisi badak Sumatra lebih genting.
Film 'Riki Rhino' merupakan karya terbaru Batavia Pictures, melanjutkan kesuksesan enam film animasi Petualangan Singa Pemberani sebelumnya.
Sederet public figure kenamaan tanah air digandeng menjadi pengisi suara dari Film Riki Rhino antara lain Hamish Daud sebagai Riki, Ge Pamungkas sebagai Beni, Zack Lee sebagai Mr. Jak, Aurel Hermansyah sebagai Bebeb.
Ridwan Kamil sebagai Grada, Komika Cemen sebagai Jathul, Komika Mo Sidik sebagai Bogeng, Mikhaela Lee sebagai Rara, Arsy Hermansyah sebagai Tukik.
Penasaran, seperti apa karya anak bangsa tersebut? Bakal ditayangkan dalam empat seri, film pertama animasi ini siap diluncurkan di bioskop seluruh Indonesia mulai 27 Februari 2020.