DIDADAMEDIA, Cirebon - Forum Petani Tebu Sindanglaut Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku keberatan dengan dipindahnya giling ke Pabrik Gula (PG) Tersana Baru, karena bisa membuat biaya membengkak, padahal untuk tanam tahun ini semua sudah naik.
"Kalau gilingnya dipindahkan ke PG Tersana Baru, tentu akan menambah biaya lagi," kata Ketua Forum Petani Tebu Sindanglaut Kabupaten Cirebon Mae Azhar di Cirebon, Jumat (14/2/2020).
Mae mengatakan saat ini biaya untuk tanam tebu juga terus naik, baik dari ongkos para pekerja, bibit tebu dan lainnya. Apalagi ketika giling tebu dari PG Sindanglaut harua dipindahkan ke PG Tersana Baru.
Tentu semua akan semakin menambah beban bagi para petani tebu, karena ongkos angkut akan tambah di mana per kuintal bisa mencapai Rp2.000.
"Selain itu juga ada ongkos tambahan lainnya yaitu 'uang jejek' untuk sopir, agar mau mengangkut tebu mereka," ujarnya.
Sementara petani lain Ade berharap PG Sindanglaut terus dipertahankan untuk giling, karena banyak petani bergantung pada kelangsungan pabrik zaman penjajahan Belanda itu. "Harapan kami PG ini terus beroperasi, jangan sampai tutup," katanya.
General Manajer PG Sindanglaut dan Tersana Baru Muchamad Wisri Mustafa mengatakan rencana penutupan PG Sindanglaut memang sudah diputuskan oleh direksi, hal ini dikarenakan untuk efisiensi perusahaan.
"Memang PG Sindanglaut sudah dipastikan tutup untuk giling tahun 2020 dan nanti tebu petani akan kita bawa ke PG Tersana Baru," katanya.