Hadirnya Produk Halal Diharapkan Mendorong Perkembangan Bank Syariah

hadirnya-produk-halal-diharapkan-mendorong-perkembangan-bank-syariah . (Tri Widiyantie/PINDAINEWS)

DIDADAMEDIA, Bandung - Masyarakat Indonesia sudah mulai melirik industri halal, kondisi tersebut tak lepas dari potensi ekonomi industri halal yang sangat besar.

Mengutip data Global Islamic Economy Report (GIER) 2016-2017, hingga 2021 konsumsi makanan halal, produk keuangan Islam, travel, fashion, media dan rekreasi, kesehatan, serta kecantikan meningkat pesat.

Dengan demikian, produk halal ternyata telah menjadi ekosistem baru dalam bisnis dunia dengan nilai fantastis dan sangat menjanjikan. Bukan hanya bagi masyarakat Muslim tetapi juga untuk semua kalangan. Tak heran jika di negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, Inggris, Rusia, Tiongkok, dan Eropa Tengah berlomba-lomba membangun berbagai fasilitas demi mengembangkan bisnis produk halal.

Sayangnya, industri keuangan syariah dan industri halal masih berjalan masing-masing (belum terintegrasi) sehingga belum memiliki kontribusi terhadap pendapatan negara. Perbankan syariah juga dinilai belum optimal menggarap peluang penyaluran pembiayaan ke industri halal, termasuk para pelaku usaha berbasis syariah yang bergerak di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menurut Ketua Prodi Ekonomi Islam Universitas Padjadjaran, Dr. Cupian, S.E., M.T., ekosistem halal di Indonesia ini memiliki potensi yang luar biasa.

“Diperlukan sebuah sinergitas ekosistem halal yang terintegrasi hingga dapat mengerakkan lebih banyak pihak,” kata Cupian dalam acara Sawala Bincang Bersama Media Jawa Barat bertema Mendorong Ekosistem Halal Melalui Perbankan Syariah di Savoy Homann Bidakara, Kota Bandung, kemarin.

Padahal, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap halal (halal awareness) dan tumbuhnya gaya hidup halal di kalangan anak muda dan perkotaan menjadi peluang baru pertumbuhan perbankan syariah dan industri halal.

Karena itu, Direktur Utama Bank BJB Syariah Indra Falatehan, Indra Falatehan mengungkapkan pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan dan mendorong ekosistem halal, salah satunya dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaran Ibadan Haji (BPS-BPIH), Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Umrah (BPS-BPIU), serta Kemeterian Pariwisata.

"Peran media juga diakui sangat signifikan guna mengedukasi dan menyosialisasikan ekonomi syariah ini," tuturnya.

Sementara, Pemimpin Divisi Penyelamatan dan Penyelesaian Pembiayaan Bank BJB Syariah, Asep Syarifudin, mengatakan bahwa BJB Syariah memiliki strategi untuk pengembangan industri halal ini.

Sejumlah strategi itu salah satunya berupa inovasi produk, mempermudah akses produk dan layanan, serta meningkatkan promosi dan literasi industri halal.

“Meski demikian masih banyak tantangan yang dihadapi untuk memperkuat ekosistem halal tersebut. Penguatan literasi, sinergi, dan kolaborasi yang dilakukan dengan berbagai pihak diharapkan akan memperkuat keuangan syariah,” kata Asep Syarifudin.

Sementara itu, Kepala Bagian Pengawasan Nonbank OJK Kantor Regional 2 Jawa Barat, Noviyanto Utomo, mengatakan pemerintah akan senantiasa mendukung optimalisasi ekosistem ekonomi syariah. Tujuan utama tentunya membentuk lembaga perbankan syariah di Indonesia yang stabil, kontributif, dan inklusif.

“Sinergi dan semangat berjemaah antar pemangku kepentingan harus terus ditingkatkan untuk menciptakan industri keuangan syariah yang semakin mewarnai perekonomian nasional dan menjadi instrumen keuangan yang dipercaya masyarakat Indonesia,” ujar Noviyanto.

Editor: redaktur

Komentar