DIDADAMEDIA, Jakarta - Harga komoditas bawang putih impor di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mengalami kenaikan akibat pengurangan pasokan dari negara penghasil, China.
Kenaikan harga bawang putih terjadi dalam kurun sepekan terakhir akibat pengurangan pasokan.
"Hari ini harganya Rp42.000 per kilogram, kemarin masih Rp38.000per kilogram dari harga normal Rp28.000 per kilogram," kata pedagang Pasar Induk Kramat Jati, Syahrizal di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Pedagang di blok sayur mayur tersebut mengaku sudah tidak memperoleh pasokan sejak Minggu (2/2). "Biasanya kalau barang nggak ada, pasti jadi mahal. Apalagi dari kemarin tidak ada kiriman bawang putih lagi," katanya.
Kenaikan harga terpaksa dilakukan Syahrizal untuk mengantisipasi kelangkaan barang.
Pedagang lainnya Arini (29), mengatakan kenaikan harga bawang putih impor asal China sempat dipertanyakan sejumlah konsumen.
"Biasanya pelanggan saya ada yang tukang ketoprak sampai warteg. Mereka bingung juga kenapa harga naik, padahal tidak ada perayaan khusus," katanya.
Namun kenaikan harga, kata dia, tidak mengurangi minat konsumen membeli bahan dasar makanan itu.
"Ini kalau dijual ya pasti tinggi, karena barangnya langka. Makanya paling saya jual cuma untuk langganan saja," ujarnya.
Kepala Pasar Induk Kramat Jati Agus Lamun membenarkan situasi itu. Stok bawang putih impor saat ini tersisa empat ton dari kebutuhan harian di Jakarta mencapai 16 ton.
"Sepertinya ada pengaruh juga dari kondisi virus Corona yang sejak beberapa pekan terakhir mewabah di China. Ada pembatasan barang di sana," katanya.
Agus berharap pemerintah membantu memfasilitasi agar stok bertambah.
"Karena bawang putih sendiri itu kewenangan pemerintah, bawang putih itu kan tergantung impor dari China. Kami berharap pemerintah kendalikan lagi impor bawang putih," katanya.