DIDADAMEDIA, Bandung - Persib Bandung bisa saja tetap menggunakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebagai stadion untuk menggelar laga kandang di kompetisi Liga 1 musim 2020.
Namun klub berjuluk Pangeran Biru itu harus menjual hanya 5.000-10.000 lembar tiket atau hanya sekitar 13-26 persen total kapasitas Stadion GBLA yang berdaya tampung maksimal 38.000 penonton.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. Dikatakan Yana, Persib masih bisa menggunakan Stadion GBLA untuk menggelar laga kandang Liga 1 musim 2020. Namun, syaratnya, jumlah tidak melebihi 10 ribu penonton karena pertimbangan kondisi struktur bangunan stadion yang memerlukan perbaikan.
Yana menjelaskan, Persib sempat mengajukan izin menggunakan Stadion GBLA untuk menjamu klub Malaysia, Melaka United dalam laga uji coba, Sabtu (1/2/2020). Namun Persib kemudian memilih menggunakan Stadion si Jalak Harupat karena Pemkot Bandung mensyaratkan Pangeran Biru hanya menjual 5.000 tiket.
"Saya minta kemarin Persib itu mengajukan surat permohonan penggunaan GBLA untuk pertandingan persahabatan dengan Melaka. Saya sudah sampaikan kapasitas GBLA itu 38 ribu penonton, coba saja untuk kali ini dengan penonton 5 ribu dulu, dan kemudian 10 ribu. Cara mendatanya, semua kursi di GBLA ada nomornya dan kita bisa lihat mana area yang bisa anggap aman itulah yang menggunakan nomor," jelasnya.
Perihal keamanan gedung, Yana mengatakan, sekitar 1 bulan yang lalu Kementerian PUPR pada 2015 sudah menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi (SLF) untuk Stadion GBLA. "Dan kemarin Pak Menteri (PUPR) sampaikan lagi bahwa GBLA secra kontruksi itu aman," tandasnya.
Diakui Yana, memang ada beberapa kerusakan yang terjadi, karena itu dia mengusulkan agar Persib memanfaatkan fasilitas yang ada, hanya saja jangan mendatangkan penonton hingga 38 ribu untuk awal-awal.
Lebih jauh ia juga mengatakan, pihaknya meminta komitmen panpel. "Jadi kami Pemkot sebagai pemilik memberikan jaminan bahwa GBLA layak untuk digunakan. Karena kami di-support Pak Menteri," tuturnya.
Sementara untuk proses serah terima GBLA tahap II dan III yang belum bisa dilaksanakan, Yana menilai sebagai hal yang wajar dengan banyaknya agenda yang dimiliki oleh PT Adhi Karya selaku pengelola pihak ketiga.
"Saya melihat gini, proses serah terima ini jangan menggangu pemanfaatan aset milik kami. Karena, kalau aset tidak dipakai pasti rusak. Kita sekarang tidak sedang dalam posisi nunggu-nunggu terus kita ikhtiar terus, pak Kadis terus komunikasi semua temen-temen juga komunikasi," tuntasnya.