DIDADAMEDIA, Jakarta - Massa pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di sekitar Balai Kota hampir bentrok dengan massa kontra Anies yang menggelar aksi di Bundaran Patung Arjuna Wijaya.
Pihak kepolisian menyebut 17 orang diamankan dari Balai Kota saat berlangsungnya aksi unjuk rasa mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun mereka kemudian dipulangkan atau tidak dibawa ke kantor polisi.
"Tidak ada yang dibawa ke kantor polisi, kan tadi ustadznya (Lukman Abidin) yang minta mereka dikeluarkan dari Balai Kota. Mereka sudah dipulangkan masing-masing, kami lepaskan. Orang tidak berbuat apa-apa kok, gak ada yang ribut," kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tahan Marpaung.
Tahan mengatakan 17 orang yang diamankan itu, bukanlah dari kelompok yang mereka curigai sebagai provokator, namun merupakan kelompok mereka sendiri. "Itu dari kelompok mereka yang dicurigai sebagai provokator, ternyata grup mereka juga jadi tadi perintah ustadnya dinaikkan ke mobil dibawa dari situ," ucap Tahan.
Saat ditanyakan apakah 17 orang tersebut adalah kelompok pendukung Anies yang berniat menyatroni massa yang menuntut pertanggungjawaban Anies soal banjir Jakarta, Tahan membenarkannya.
"Iya, mereka bagian yang dihalau itu. Kami imbau agar jangan dipukulin saat diamankan ormas. Mereka diamankan agar tidak ada hal yang tidak diinginkan. Akhirnya dibawa keluar dari Balai Kota untuk menjauh," ucapnya.
Aksi massa yang terjadi Selasa ini, diketahui disebabkan kejadian banjir Jakarta yang terjadi pada 1 Januari 2020. Satu massa meminta pertanggungjawaban Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (di Patung Arjuna Wijaya), sementara satu massa aksi lainnya mendukung Anies (di Balai Kota).
Sementara itu massa pendukung Anies akhirnya membubarkan diri menjelang waktu salat Maghrib, Selasa (14/1/2020). Mereka membubarkan diri dari Balai Kota dan sekitarnya sejak pukul 17.35 WIB.
Seperti dilansir Antara, pantauan di lapangan, massa terdiri berbagai ormas pendukung Anies Baswedan saat Pilkada DKI Jakarta 2017 seperti "Bang Japar", Brigade 08, FORKABI dan simpatisan Anies lainnya serta beberapa tokoh seperti Novel Bamukmin dan Lulung Lunggana.
Mereka membubarkan diri dengan berbagai kendaraan yang ditumpanginya seperti sepeda motor, bus ataupun dengan kendaraan umum dan berjalan kaki dengan tertib di bawah pengawasan pihak kepolisian yang menjaga aksi tersebut.
Sebelumnya, mereka yang terkonsentrasi di dalam Balai Kota Jakarta mendekati Patung Kuda Arjuna Wijaya, tempat demonstran Jakarta Bergerak yang menuntut pertanggung jawaban mantan Menteri Pendidikan itu mengenai banjir Jakarta, bahkan mendesak untuk lengser dari kursi DKI 1.
Kedua massa itu nyaris bentrok jika tidak dihalau oleh petugas kepolisian yang membuat barikade antara Balai Kota dan Bundaran Patung Arjuna Wijaya.
Tidak jelas apa yang diinginkan massa pendukung Anies tersebut mendekati lokasi demonstran menuntut Anies mundur. Namun, massa pro Anies tersebut terdengar mendesak kepolisian untuk membubarkan unjuk rasa anti Anies di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya.
Akhirnya polisi yang membuat pagar betis menghadang massa untuk mendekati Patung Kuda Arjuna Wijaya, berusaha menghalau dengan meyakinkan massa itu.
"Bapak-bapak jangan percaya berita bohong, tidak ada yang terluka dan tidak ada yang diamankan," kata petugas polisi melalui pengeras suara.
Aksi massa Selasa ini, disebabkan kejadian banjir Jakarta pada 1 Januari 2020. Satu massa meminta pertanggungjawaban Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (di Patung Arjuna Wijaya), sementara satu massa aksi lainnya mendukung Anies (di Balai Kota).