DIDADAMEDIA, Cirebon - Dalam kunjungan kerjanya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, meninjau sejumlah lokasi ikonik di Kota Cirebon, Rabu (14/11/2018). Di antaranya Alun- alun Kejaksan Kota Cirebon, Gedung Negara/ kantor Bakorwil III Jabar Kota Cirebon, dan sejumlah lokasi lainnya di Kota Cirebon.
Dari hasil peninjauannya, Ridwan Kamil merencanakan rancangan desain ruang publik yang bisa jadi identitas kota, dengan memenuhi aspek kenyamanan, keselamatan, keamanan, aksesibilitas, dan daya tarik, atau "attractiveness", sebagai ruang publik atau titik kumpul masyarakat.
Lebih lanjut Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menjelaskan, wajah Jawa Barat ke depanmenjadi Provinsi Pariwisata. Jawa Barat memiliki gunung, pantai, danau yang bisa diolah jadi Pariwisata alami.
Untuk perkotaan, tambahnya, bisa jadi potensi pariwisata sejarah, wisata belanja, dan wisata kuliner. "Kalau di Cirebon tahun depan kita bersepakat alun-alun Kejaksan akan kita olah. Akan ada basement untuk kebutuhan parkir, karena kunjungan wisata religiusnya meningkat," katanya dalam siaran pers yang diterima DIDADAMEDIA.
Kemudian, Tugu Proklamasi di Kota Cirebon akan dibenahi supaya lebih memiliki daya tarik. Lalu, Emil berencana membenahi zona kaki lima di titik-titik keramaian di Kota Cirebon. Setelah itu, jalan Siliwangi Kota Cirebon, akan ditata supaya bisa jadi jalan utama. "Seperti kalau di Bandung ada Jalan Asia Afrika, jadi kalau ada parade bisa dilangsungkan disitu," katanya.
Lalu Gedung Negara/ kantor Bakorwil III Jabar, dimana per-Januari 2019 sudah tidak beroperasi lagi sebagai kantor Bakorwil. Maka gedung bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain. Sementara dalam konteks pariwisata, kata Emil, gedung ini bisa dikonsepkan sebagai pusat budaya.
"Jadi kalau wisatawan datang mau lihat tari- tarian mau lihat angklung musik daerah bisa ke sini," katanya
"Ini luas sekali, sehingga bisa juga ada gedung ekspose untuk memamerkan kerajinan, pameran, bazar, kita bisa renovasi, bisa juga ada museum, dan restoran,"sebut Emil.
Emil mengaku pihaknya akan menyiapkan dana sekitar Rp15- 20 miliar untuk "mendandani" wajah Kota Cirebon ini. "Kombinasi alun- alun yang keren, tempat budaya, jalan utama, yakin akan meningkatkan waktu kunjungan lebih lama. Sekarang kekurangan Cirebon yaitu kita ga tau mau nongkrong dimana kan? Dengan ada Cipali, bandara, jumlah hotel meningkat menandakan banyak akses kesini. Tapi kalau tidak dibenahi kan orang bosen," terang Emil.
Emil mengatakan, suatu ruang publik harus bisa multifungsi. Artinya bisa untuk kegiatan yang motorik dan aktif, untuk kegiatan upacara, istigosah, konser, juga terdapat zona teduh untuk kegiatan "nongkrong." Tak lupa, ada zona ritel untuk sarana belanja masyarakat. "Tentu dengan mempertahankan faktor sejarahnya," Katanya.
Editor: redaktur