DIDADAMEDIA, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar segera menggunakan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) untuk mendukung ekonomi digital.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Ricky Satria mengatakan pihaknya fokus untuk mendukung pedagang menggunakan QR Code karena masih banyak yang menggunakan uang tunai dalam melakukan transaksi pembayaran.
“Sebenarnya yang QRIS MPM kita targetkan untuk UMKM karena mereka masih banyak yang tunai, seperti warung-warung atau merchant yang very very informal,” katanya di Celebes Convention Center, Makassar, Sabtu.
Ricky menuturkan pihaknya menargetkan sekitar 5 persen dari UMKM di Indonesia yang berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) hingga kini mencapai lebih dari 60 juta, menggunakan QRIS.
Di sisi lain, sejak peluncuran QRIS pada 1 Agustus 2019 hingga saat ini masih ada 1,7 juta pedagang yang terkoneksi dan menggunakan QRIS. “Nah itu kita targetkan tapi kita juga enggak banyak-banyak at least paling 5 persen dari sekitar 50-60 juta (total UMKM). Kita coba yang itu dulu,” katanya.
Ia menjelaskan bagi para pedagang yang ingin memasang QRIS sangat mudah yaitu mengisi form di bank yang dituju dengan menyertakan beberapa data seperti NPWP dan KTP serta paspor bagi pengusaha asing yang membuka usaha di Indonesia.
“Daftarnya gratis, tapi nanti per transaksi bayar 0,7 persen, bukan bayar sih itu kan value karena teman-teman bantuin marketing buka online nya. Value karena traffic penjualannya lebih banyak jadi merchant bayar ke bank,” jelasnya.
Ia mengatakan Bank Indonesia sedang gencar mempromosikan QRIS kepada para pedagang sebab hingga akhir 2020 diharapkan akan ada sekitar 5 juta pelaku UMKM yang menggunakan QR code tersebut. “BI berharap akhir tahun ini sampai 5 juta merchant,” ujarnya.
Ricky menyebutkan salah satu usaha Bank Indonesia untuk mempromosikan QRIS yaitu melalui gelaran acara Digital festival (Digifest) Kawasan Timur Indonesia pada 11-12 Januari 2020 di Celebes Convention Center, Makassar, Sulawesi Selatan.
“Hal yang akan dikembangkan dari sini selain kita bikin target agar pasar tradisional bisa memakai QRIS, tapi universitas juga harus,” ujarnya.
Pada Digifest ini akan ada berbagai kegiatan seperti bazaar dan expo yang melibatkan para pelaku UMKM lokal, perbankan, dan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) dengan total 97 stand.
Tak hanya itu, dalam festival tersebut juga diselenggarakan sepeda santai, komunitas hobi, festival kopi dan kuliner, fesyen dan pernak-pernik khas Sulawesi, lomba stand up komedi dan K-Pop Dance, serta hiburan dari artis Ibukota.