DIDADAMEDIA, Cianjur - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, masih melakukan pendataan terkait kerusakan akibat pergerakan tanah di Kampung Cibolang, Desa Wargaasih, Kecamatan Kabupandak.
"Laporan yang terparah menimpa saluran irigasi di wilayah tersebut jebol karena terkena dampak pergerakan tanah, akibatnya sawah seluas 4.000 meter mengalami kerusakan," kata Sekertaris BPBD Cianjur, Mokhammad Irfan Sofyan pada wartawan di Cianjur, Jumat (10/1/2020).
Ia menjelasakan peristiwa pergerakan tanah di Kadupandak itu terjadi setelah hujan turun deras selama beberapa jam menyebabkan retakan tanah sedalam 2 meter, dengan panjang 200 meter. Bahkan pergerakan tanah diperkirakan akan terus meluas seiring tingginya curah hujan sejak beberapa hari terakhir.
Pergerakan tanah terparah yang dilaporkan membuat irigasi teknis yang mengairi sebagian besar sawah di wilayah tersebut jebol dan mengancam satu unit rumah milik warga sekitar, namun untuk saluran irigasi langsung diperbaiki warga sekitar.
"Saluruan irigasi sudah ditangulangi secara swadaya agar air tetap mengaliri pesawan milik warga. Sedangkan untuk rumah yang terkena dampak pergerakan tanah dihuni sebanyak 7 jiwa, seluruhnya sudah mengungsi ke tempat yang dinilai aman," katanya.
Hingga saat ini, katanya, anggota BPBD dan Relawan Tangguh Bencana (RETANA) sudah disiagakan di lokasi kejadian untuk memantau dan mendata dampak pergerakan tanah yang terjadi.
"Kami telah melakukan koordinasi dengan PVMBG terkait kajian pergerakan tanah dilokasi. Kami juga sudah berkordinasi dengan dinas terkait perihal irigasi yang jebol untuk segera ditanggulangi," katanya.
Warga yang tinggal di daerah rawan bencana diimbaau untuk ekstra waspada terutama ketika hujan turun deras dengan intensitas lama agar segera mengungsi jika melihat tanda-tanda akan terjadinya bencana, demikian Mokhammad Irfan Sofyan.