DIDADAMEDIA, Bandung - Pemkot Bandung memberikan fasilitas sebesar-besarnya kepada warga yang ingin aktif membuka usaha. Pemerintah “jor-joran” memenuhi kebutuhan para pengusaha, terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), mulai dari produksi hingga pemasaran.
Kepala Bidang Perdagangan Regional Luar Negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Dewi Mulyani mengungkapkan, fasilitas itu di antaranya, bantuan perizinan label halal, cek nutrisi makanan, konsultasi pengemasan, hingga pemasaran melalui Little Bandung.
“Kalau di daerah lain harus bayar. Kalau di kita label halal, PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), itu bisa gratis karena dibiayai pemerintah. Nanti kita bantu juga untuk HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) dan hak merk. Jadi butuh apa aja, datang aja ke kami, nanti kami bantu,” ungkap Dewi dalam Bandung Menjawab edisi Selasa (13/11/2018) di Taman Sejarah Balai Kota Bandung.
Dewi menambahkan, upaya tersebut menunjukkan komitmen Pemkot Bandung untuk memudahkan warganya berbisnis. Sebab Kota Bandung adalah kota jasa yang sebagian besar kehidupannya ditopang oleh bisnis UMKM.
“Selain itu, kita juga selalu memberikan pembinaan kepada UMKM. Salah satunya Pemkot bekerja sama dengan Facebook untuk pelatihan pemasaran digital,” ucap Dewi.
Dari sisi pemasaran, Pemkot Bandung telah merancang sebuah merek global yang digunakan untuk memasarkan seluruh produk dari Kota Bandung, yaitu Little Bandung. Sejak 2016, Little Bandung terus dibangun sehingga produk Kota Bandung bisa merambah pasar luar daerah, bahkan luar negeri.
Saat ini, Little Bandung telah ada di Malaysia, Korea, Jepang, dan Australia. Di Negara-negara tersebut, Little Bandung hadir dalam berbagai bentuk.
Di Malaysia, misalnya, ada Little Bandung Store, toko yang didirikan berkat kerja sama dengan pengusaha lokal. Ada pula Little Bandung Wall yang bekerja sama menyewa dinding untuk memajang produk unggulan Bandung.
“Di setiap produk yang dipajang, kita simpan juga kartu nama pembuatnya. Jadi nanti orang yang tertarik bisa langsung menghubungi produsen. Pada akhirnya, kerja sama yang terjalin adalah B to B (business to business),” jelas Dewi.
Produk-produk yang masuk ke katalog Little Bandung pun tidak sembarangan. Produk tersebut harus melalui proses kurasi berlapis-lapis, baik dari sisi administratif, kualitas produk, desain, hingga kapasitas produksi. Hingga kini, telah ada 202 produk yang dicantumkan pada katalog Little Bandung, mulai dari produk kraf, fesyen, hingga kuliner.
“Yang tidak lolos kurasi juga tidak kita biarkan begitu saja, tapi terus dibina agar suatu hari bisa sesuai dengan standar untuk dipasarkan di Little Bandung,” katanya.
Di dalam negeri, untuk pertama kalinya Little Bandung Store hadir di Kota Makassar. Untuk pertama kali pula di Indonesia, ada toko milik pemerintah kota yang secara khusus memasarkan produk di kota lain.
“Ini adalah sebuah komitmen dari Pemkot. Para pelaku UMKM itu tinggal memasarkan saja, gratis, sudah dibiayai pemerintah. Tinggal bagaimana UMKM ini bisa memanfaatkan peluang ini,” timpal Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung, A Guntara.
Little Bandung Store yang berada di Nipah Mall Kota Makassar itu diisi oleh 35 UMKM. Guntara mengatakan, pihaknya masih membuka peluang hingga maksimal 100 UMKM untuk dipasarkan di sana. "Masih banyak slot kosong. Daftar saja ke kami, bisa sampai 100 jenis produk,” ucapnya. Setelah Makassar, Pemkot Bandung berencana untuk membuka Little Bandung Store lainnya di Bali dan Medan.
Editor: redaktur