DIDADAMEDIA, Bandung - Beberapa wilayah di Jabar terdampak bencana banjir dan longsor. Banjir misalnya, melanda Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, Pangandaran, dan sebagian wilayah Garut.
Sementara untuk longsor, titik yang diwaspadai bagian tengah dan selatan Jawa Barat. Di wilayah tengah, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Cimahi.
"Di wilayah tengah banjir Cileuncang atau meluapnya air dari drainase yang tidak bisa menampung air karena curah hujan yang tinggi. Sehingga jalan tergenang air," Kepala BPBD Jabar Dicky Saromi saat ditemui di Kantor BPBD Jabar, Bandung, Selasa (13/11/2018).
Untuk Kabupaten Bandung, kata Dicky, masih relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Banjir merendam tiga kecamatan yakni Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang. Begitu juga di Kabupaten Bogor. "Jadi saat ini kami konsentrasi di wilayah tengah dan selatan Jabar," katanya.
Provinsi Jabar telah menetapkan siaga 1 bencana sejak pertanggal 1 November 2018. BPBD Jabar menetapkan Jabar siaga banjir dan longsor. Penetapan ini berlaku hingga Mei 2019
Penetapan ini berdasarkan pada prakiraan cuaca selama musim hujan yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jabar khusus.
"Dengan telah ditetapkan siaga satu ini, semua komponen dan stakeholder diharuskan meningkatkan kewaspadaan karena ada potensi bencana di Jabar selama musim hujan berlangsung," ujar Dicky.
Langkah dari BPBD Jabar sendiri, menyiapkan personel dan peralatan sebagai langkah memperkecil risiko saat penanggulangan bencana. Dicky menyatakan, dalam siaga darurat banjir dan longsor ini, BPBD Jabar mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di bantaran sungai dan daerah-daerah rawan longsor untuk siaga.
Warga diimbau mengevakuasi diri terutama jika terjadi anomali atau ketidakwajaran cuaca seperti intensitas hujan sangat tinggi dengan frekuensi lama. "Dengan evakuasi yang dilakukan secara mandiri oleh masyarkat ini, dapat mengurangi kejadian bencana yang tidak kita kehendaki.