DIDADAMEDIA, Jakarta - Menteri Sosial Juliari P. Batubara memastikan semua korban banjir di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten ditangani dengan baik.
"Kita pastikan semua korban dapat tertangani dan dievakuasi," ujar dia dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, BPBD dan Basarnas untuk melakukan evakuasi terhadap korban serta menampung mereka di tempat pengungsian.
Selain menyerahkan bantuan, Kementerian Sosial juga mengerahkan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Tim Kampung Siaga Bencana (KSB) ke sejumlah titik untuk membantu evakuasi korban.
Kementerian Sosial juga telah menyiapkan sejumlah lokasi penampungan para pengungsi dan dapur umum, seperti Panti Sosial Bina Netra (PSBN) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Universitas Borobudur di Jalan Raya Kalimalang.
Sebanyak tujuh KSB juga disiapkan, seperti KSB Cilandak Timur, KSB Cilincing, dan KSB Rawajati.
Untuk meringankan beban para pengungsi, Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan senilai 4,8 miliar rupiah yang terdiri atas Rp1,9 miliar untuk Provinsi DKI Jakarta, Rp1,5 miliar untuk Provinsi Jawa Barat, dan Rp720 juta untuk Provinsi Banten.
Kementerian Sosial juga mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) 30 orang.
Ia mengatakan ahli waris dari 30 korban jiwa tersebut akan mendapatkan santunan dari pemerintah Rp15 juta setiap jiwa.
"Semua ahli waris korban akan mendapatkan santunan sebesar 15 juta rupiah," katanya saat mengunjungi lokasi banjir di Taman Harapan, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (2/1).
Turut mendampingi Mensos Juliari dalam peninjauan lokasi banjir di Jakarta, dua Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasanudin dan Marwan Dasopang, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat beserta jajaran eselon I Kementerian Sosial.
Di samping memberikan bantuan berupa logistik dan makanan, Kementerian Sosial juga menerjunkan tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP).
Mensos Juliari mengatakan pemulihan trauma akibat bencana kepada para pengungsi, terutama anak-anak, sangat dibutuhkan.