Awal 2020, Pemkot Bandung Tata PKL di Kawasan Cikapundung Barat

awal-2020-pemkot-bandung-tata-pkl-di-kawasan-cikapundung-barat Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat meninjau lapak PKL di kawasan Cicadas. (Dok PINDAINEWS)

DIDADAMEDIA, Bandung - Sebanyak 170 pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Cikapundung Barat bakal ditata. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan melengkapi sejumlah fasilitas agar kawasan tersebut semakin nyaman.

Awal tahun 2020 Pemkot Bandung akan memulai penataan kawasan Pedagang Kaki Lima (PKL) Cikapundung Barat. Seperti halnya di kawasan Cicadas, penataan kawasan PKL Cikapundung Barat juga akan memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR).

PKL yang berjumlah 170 tersebut  berkolaborasi dengan produsen makanan dan minuman, Danone. Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana bahkan mengaku telah bertemu dengan para pedagang.

"Insyaallah kita minta waktu tahun baru pada tanggal 1-5 Januari 2020 agar mereka libur. Kita pasang lapak," ujar Yana, Kamis (26/12/2019).

"Mulai dari kuliner, stempel dan buku ya sekitar 170 PKL yang ditata. Untuk CSR nya itu dari Danone makannya konsep itu warnanya biru," jelasnya menambahkan.

Yana menambahkan, seperti di Cicadas, tenda-tenda di kawasan Cikapundung Barat juga akan diseragamkan. Tak hanya soal bentuk dan warga, soal luas lapak di kawasan Cikapundung Barat juga akan diseragamkan.

“Tendanya kita seragamkan. Intinya kita minta data PKL agar bisa dikunci dan tidak bertambah. Ukuranya itu semua sama rata, karena kita harus seragam.  Terpenting kita siapkan termasuk juga  regulasinya. Kalau nyaman ya ‘hayuk’ tata bareng,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, selain menata lapak berjualan, fasilitas penunjang lainnya di kawasan Jalan Cikapundung Barat juga akan diperbaiki. "Di situ kebetulan ada fasilitas toilet dan musala. Nanti kita perbaiki sekaligus. Sehingga, bisa dinikmati oleh pedagang dan pengunjung," ujarnya.

Lebih jauh Yana menegaskan, langkah Pemkot Bandung bukan semata menata PKL, namun termasuk mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar. Sehingga, keberadaan PKL di Kota Bandung perlahan bisa ditekan.

"Bagaimana pun juga temen-temen kita itu UMKM dan mereka lebih tahan terhadap krisis. Mudah mudhan kita tata nanti ada pelatihan dan mudah musahan nanti bisa naik kelas," ungkapnya.

Oleh karenanya, Yana mewanti-wanti, penataan ini bukan bertujuan menambah PKL tetapi justru jumlahnya harus berkurang. "Yang ada kita kunci. Itu jangan sampai bertambah. Bahkan kalu bisa harusnya berkurang. Berkurangnya ini karena naik kelas," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM), Atet Dedi Handiman mengatakan, beberapa kawasan PKL sudah ada yang direlokasi dan ditata lebih baik.

Di antaranya, basement Alun-alun sebagai relokasi dari Jalan Asia Afrika, Jalan Dewi Sartika, Jalan Dalem Kaum dan Jalan Kepatihan (150 PKL), Basemen BIP relokasi dari Jalan merdeka (25 PKL), Basement Pasar Ujungberung relokasi dari sekitaran Alun-alun Ujungberung (82 PKL). Taman Sari relokasi dari Jalan Dayang Sumbi (32 PKL). Termasuk di Jalan Cibadak, Buahbatu, Regol, Rancasari, Malabar, dan sejumlah lokasi lainnya. Sedangkan PKL Cikapundung Barat dan Kosambi dalam proses penataan.

"Pada beberapa penataan dan relokasi, ada yang sudah berjalan baik dan ada yang perlu diperbaiki. Termasuk penataan fasilitas penunjang seperti toilet," ujar Atet yang juga sebagai Sekretaris Satgasus PKL Kota Bandung.

Editor: redaktur

Komentar