DIDADAMEDIA, Bandung - Keunikan yang dimiliki 'Cafe Walungan' jadi magnet bagi warga Bandung. Bagaimana tidak, biasanya kafe hadir di tengah kota atau alam bebas dengan view pemandangan. Namun 'Cafe Walungan' benar-benar hadir di tengah walungan alias sungai.
Itulah konsep yang dihadirkan Pemkot Bandung melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) bekerja sama dengan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) tersebut. Aliran sungai akhirnya disulap layaknya cafe dan tempat makan santai dengan aliran sungai.
BACA JUGA :
Seketika, saluran sungai Babakan Irigasi, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanayar memiliki aliran air yang jernih dan tidak berbau. Lokasinya membelah permukiman cukup padat dan tepat berada di samping Pasar Ulekan kawasan Pagarsih Kota Bandung. Pemandangan nyaman pun terlihat lewat area sungai yang didesain dengan dasar batuan, kemudian ditempatkan tiga set kursi.
Walhasil aliran sungai Babakan Irigasi ini pun tampak menjadi sebuah cafe yang berada di atas permukaan sungai. "Kita lihat airnya ini jernih memang bakterinya belum selesai tapi secara kualitas air ga bau dan jernih," ucap Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana saat menjajal Cafe Walungan.
Diungkapkan Yana, keberadaan cafe 'walungan' bisa bertambah. Karena melihat banyak potensi yang bisa dikembangkan dengan mendandani daerah sungai, baik menjadi destinasi wisata ataupun pusat kegiatan masyarakat.
Sebab, katanya, di samping air yang jernih, tim dari DPKP juga turut rancangan taman dan area daerah pinggiran sungai sehingga tampak menarik. Sejumlah tanaman bunga, rumput dan tempat duduk-duduk menjadi fasilitas masyarakat untuk bersosialisasi.
"Mudah-mudahan bisa hadir di beberapa tempat dan bisa jadi destinasi wisata yang baru," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala DPU Kota Bandung, Didi Ruswandi mnejelaskan, aliran air yang jernih di sungai babakan irigasi ini merupakan hasil penyaringan menggunakan Biocord. Yakni sebuah teknologi instalasi yang didatangkan dari Jepang untuk mengubah air sungai kotor dan berbau.
Instalasi Biocord dipasang di bagian hulu sepanjang 15 meter. Kemudian air sungai yang jernih mengaliri area buatan DPU sepanjang 42 meter yang terdiri dari kolam cetek setinggi betis orang dewasa. "Jadi namanya itu Biocord, teknologi dari Jepang. Itu kaya rumah mikroba kena air ditambah udara aktif, nanti aktifnya itu tiga minggu," terangnya.
Didi menambahkan, pemilihan lokasi di Babakan Irigasi karena debit aliran air di sungai ini bisa diatur, sehingga bisa diseauaikan dengan Biocord. Setelah pembuatan ini DPU juga akan terus mengedukasi masyarakat agar memelihara sekitar area Biocord. "Semoga konsep ini bisa disosialiasikan kepada masyarakat," tandasnya.