Riset LPEM UI: Tokopedia Ciptakan 857.000 Lapangan Kerja

riset-lpem-ui-tokopedia-ciptakan-857000-lapangan-kerja . (Foto: Taufik)

DIDADAMEDIA, Bandung - Riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menunjukkan besarnya pengaruh dari perusahaan berbasis teknologi di Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, termasuk di dalamnya dalam penciptaan lapangan kerja.

Salah satu perusahaan transaksi dagang elektronik digital atau e-Commerce lokal yang memberikan pengaruh besar adalah Tokopedia. Secara nasional berdasarkan riser LPEM UI, Tokopedia telah berhasil menciptakan sekitar 857.000 lapangan kerja baru, dari penjual aktif Tokopedia yang berada di Aceh sampai Papua.

Jumlah ini setara dengan 10,3% dari total lapangan pekerjaan baru untuk Indonesia pada tahun 2018. Sebanyak 309.000 di antaranya bahkan menjadikan Tokopedia sebagai sumber penghasilan utama.

Persebaran lapangan kerja tersebut meliputi beberapa wilayah Indonesia, seperti DKI Jakarta (207.117 lapangan kerja), Jawa Barat (172.348 lapangan kerja), Jawa Timur (112.488 lapangan kerja), Sumatera Utara (21.746 lapangan kerja), Bali (25.699 lapangan kerja), Sulawesi Selatan (7.194 lapangan kerja), Nusa Tenggara Barat (3.001 lapangan kerja) dan sebagainya.

Bersama 7 juta masyarakat yang menjual lebih dari 200 juta jenis produk terdaftar dengan harga transparan, Tokopedia telah menjangkau 97 persen kecamatan di Indonesia. 86,5 persen di antara jutaan penjual ini adalah pebisnis baru; 38,6 persennya kreator lokal.

Khusus di wilayah Jawa Barat, jumlah penjual Tokopedia mengalami peningkatan sebanyak 93 persen dari tahun 2018 hingga 2019. Tingkat penjualan dari Jawa Barat ke provinsi lain mencapai 53 persen.

Tokopedia, lewat berbagai inisiatif, senantiasa berupaya membantu kreator lokal untuk mendapat panggung lebih luas dan menjadi merek masa depan Indonesia.

Salah satunya Marissa Haryati, pemilik 'Ini Kreasi' dengan alamat akun atau link tokopedia.com/inikreasi, yang menjual berbagai kreasi magnet kulkas, gantungan kunci, dan anting-anting berbentuk miniatur produk-produk kemasan.

“Perkembangan teknologi mempermudah kehidupan masyarakat, termasuk kami sebagai pegiat UMKM di Bandung, untuk dapat menciptakan peluang melalui platform teknologi seperti Tokopedia. Kini, usaha saya dapat menjangkau masyarakat dari Sabang sampai Merauke cukup melalui genggaman tangan,” ungkap Marissa dalam media briefing di salah satu hotel di Jalan Riau, Kota Bandung, Kamis (19/12/2019).

Lewat Tokopedia, Marissa telah menjual lebih dari 8.000 produk dan juga telah berhasil menciptakan lapangan pekerjaan baru, salah satunya bagi pengrajin lokal. Sejak memulai usahanya, kini Marissa telah mempekerjakan 33 orang. Selain itu, Marissa bisa meraih omzet penjualan mencapai lebih dari 100 juta rupiah per bulan.

Sementara itu sepanjang 2018 lalu, GMV (Gross Merchandise Value) Tokopedia telah berhasil menembus angka Rp73 triliun. Nilai ini diperkirakan naik menjadi Rp222 triliun pada 2019 atau setara dengan 1,5% perekonomian Indonesia. Pengaruh Tokopedia juga dirasakan di hampir seluruh wilayah Indonesia, salah satunya di Jawa Barat.

Pada tahun 2018, Tokopedia telah berhasil berkontribusi terhadap GDP Jawa Barat sebesar Rp11.365.674.000.000 dan diprediksi akan semakin meningkat di tahun ini menjadi Rp32.143.583.000.000. Selain itu, Tokopedia turut berkontribusi terhadap total pendapatan rumah tangga Jawa Barat di 2018 yaitu sebesar Rp3.675.750.000.000 dan di 2019 diprediksi meningkat menjadi Rp10.391.221.000.000.

“Kami berkomitmen menggerakkan perekonomian dalam negeri, maka Indonesia akan terus menjadi fokus utama Tokopedia. Kami selalu berusaha relevan dengan kebutuhan masyarakat melalui berbagai inisiatif di tingkat lokal demi mempermudah seluruh masyarakat Indonesia, termasuk Bandung, Jawa Barat, baik dalam menciptakan peluang maupun mencapai lebih. Di Jawa Barat, khususnya di Bandung, Tokopedia menghadirkan beberapa inisiatif lokal seperti Tokopedia Center, Mitra Tokopedia, dan Tokopedia Corner," External Communications Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya.


Editor: redaktur

Komentar