DIDADAMEDIA, Bandung - Pemindahan rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dituding jadi penyebab menurunnya kunjungan wisatawan ke Bandung.
Pemkot Bandung meminta penerbangan domestik dikembalikan ke Bandara Husein Sastranegara karena jumlah wisatawan ke Bandung merosot tajam.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan pengalihan 13 rute penerbangan dari dan menuju Bandara Husein ke BIJB berdampak terhadap kunjungan wisata ke Kota Bandung. Hal itu sudah ia utarakan kepada media ketika bertemu di Gedung Indonesia Menggugat beberapa waktu lalu.
BACA JUGA :
Berdasarkan data yang ada, kata dia, terdapat penurunan kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik ke Kota Bandung melalui Bandara Husein Sastranegara mencapai 150 ribu orang.
"Jumlah wisatawan ke Kota Bandung periode 2011-2016, berkisar 5 sampai 6,7 juta. Sebanyak 170 ribu sampai 225 ribu wisatawan merupakan wisatawan mancanegara," paparnya.
Sejauh ini wisatawan dari Malaysia dan Singapura datang ke Bandung rata-rata masuk melalui Bandara Husein Sastranegara. Menurutnya, wisatawan asal Malaysia mendominasi kunjungan ke Kota Bandung. Sedangkan Singapura mencapai 20 hingga 30 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara.
Sementara, Wali Kota Bandung, Oded M Danial berharap pemerintah pusat bisa meninjau kembali kebijakan operasional Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung. Pasalnya, sejak sejumlah penerbangan dialihkan ke BIJB Kertajati, jumlah wisatawan ke Kota Bandung mengalami penurunan. "Tahun lalu, sekitar 7,5 juta wisatawan masuk ke Kota Bandung. Tetap sejak penerbangan dipindahkan ke Kertajati, sekarang (wisatawan) menurun," ungkap Oded di Pendopo Kota Bandung, kemarin.
Diakuinya, Bandara Husein saat ini seperti 'makam'. Bandara Husein sudah tidak lagi seramai sebelum pemindahan rute penerbangan ke BIJB Kertajati. "Beberapa waktu lalu, saya turun di Husein, sepi banget. Serasa di 'makam'," ungkapnya berceloteh.
Ia pun sempat berbicara dengan Angkasa Pura sebagai pengelola Bandara Husein. Pihak pengelola juga berharap, Bandara Husein tetap bisa beroperasi seperti dahulu. Selain pengelola bandara, Oded juga mengaku telah memperoleh masukan dari stakeholder pariwisata. Salah satunya, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Para pengusaha juga sangat merasakan dampak pengalihan penerbangan ke BIJB Kertajati.
Lebih jauh, Oded menegaskan, Pemkot Bandung sebenarnya terus berusaha meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Berbagai program dan kegiatan telah dirancang agar menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. Kendati demikian, Oded menerangkan, kunjungan wisatawan tergantung berbagai aspek. Salah satunya aksesiblitas. "Kalau akses ke Bandung terbuka, maka jumlah kunjungan wisatawan pun akan tinggi," ujarnya.
Selain meminta agar ada peninjauan ulang tentang pengalihan sejumlah penerbangan, Oded juga sangat berharap, pemerintah pusat segera menyelesaikan pembangunan tol Cisumdawu (Cileunyi–Sumedang–Dawuan). Sehingga akses dari BIJB Kertajati ke Kota Bandung dan sebaliknya bisa lebih mudah.