Data Ekonomi Positif AS Angkat Dolar Lebih Kuat

data-ekonomi-positif-as-angkat-dolar-lebih-kuat . (Ilustrasi/antara)

DIDADAMEDIA - Kurs dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), terangkat data positif Amerika Serikat dalam perdagangan lesu, karena ketidakpastian tentang kemungkinan kesepakatan perdagangan AS-China bertahan selama pekan yang diperpendek untuk liburan.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat sedikit meningkat pada kuartal ketiga, bukannya melambat seperti yang dilaporkan sebelumnya, karena laju akumulasi persediaan yang lebih kuat dan penurunan investasi bisnis yang kurang tajam.

Data terpisah menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang modal utama buatan AS meningkat paling banyak dalam sembilan bulan terakhir pada Oktober dan pengiriman berbalik meningkat.

"Dolar pasti didukung oleh data," kata Alfonso Esparza, analis mata uang senior di OANDA di Toronto.

"The Fed telah mengisyaratkan bahwa hal itu akan terjadi tahun ini dan data yang baik mengesahkan pemikiran tersebut," katanya.

Federal Reserve (Fed) AS telah memangkas suku bunga tiga kali tahun ini dan mengisyaratkan siklus pelonggaran kreditnya mungkin akan berhenti. Tanda-tanda kekuatan ekonomi AS memberikan kepercayaan pada para pedagang bahwa bank sentral akan mempertahankan biaya pinjaman tidak berubah untuk saat ini.

"Hal lain  bahwa ini pada dasarnya adalah akhir pekan untuk pasar AS dan tidak ada yang mau melakukan eksposur iangka pendek pada dolar memasuki akhir pekan Thanksgiving," kata Esparza.

Indeks dolar AS, yang membandingkan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,15 persen menjadi 98,399.

Indeks memangkas kenaikan setelah data AS, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang volatile, menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,1 persen bulan lalu setelah tidak berubah pada September.

“Kenaikan 0,1 persen bulan ke bulan pada deflator PCE inti membuat tingkat inflasi inti yang disukai The Fed jauh di bawah target hanya 1,6 persen. Itu menggarisbawahi bahwa suku bunga tidak mungkin dinaikkan lagi untuk masa mendatang," kata Andrew Hunter, ekonom senior AS di Capital Economics.

Sementara laporan baru-baru ini bahwa Amerika Serikat dan China mendekati kesepakatan pada fase pertama dari kesepakatan perdagangan telah membantu mendukung sentimen risiko, masih banyak ketidakpastian tentang prospek pembicaraan perdagangan.

Ketegangan perdagangan yang melekat umumnya mendukung greenback, karena para investor memandang Amerika Serikat sebagai posisi yang relatif baik untuk menghadapi perang perdagangan.

Yen Jepang disukai oleh investor yang gelisah, telah goyah dalam sesi terakhir karena pasar ekuitas melonjak. Pada Rabu (27/11/2019) dolar naik 0,47 persen menjadi 109,54 yen.

Sterling naik 0,31 persen pada Rabu (27/11/2019), pulih dari kerugian awal setelah jajak pendapat ketiga berturut-turut menunjukkan penyempitan keunggulan untuk Partai Konservatif yang memerintah sebelum pemilihan Inggris 12 Desember.

Editor: redaktur

Komentar