DIDADAMEDIA, Bandung - Sampai dengan akhir tahun 2018, dari 80 Puskesmas Kota Bandung baru 30 Puskesmas yang terakreditasi. Pemkot Bandung mengupayakan agar seluruh Puskesmas di Kota Bandung 100% terakreditasi.
Optimalisisasi terkait pelayanan kesehatan tentunya sangat penting bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung agar semua masyarakat Kota Bandung dapat ditangani dengan maksimal di Puskesmas.
Terlebih, Pemkot Bandung berupaya mengintervensi HIV/AIDS agar dapat mengurangi tingkat kesakitan, kematian dan penularannya. Strateginya yakni menguatkan layanan dan pemberdayaan masyarakat melalui puskesmas.
“Ditergetkan, seluruh Puskesmas di Kota Bandung terakreditasi agar pelayanan kesehatan termasuk penanggulangan HIV/AIDS dapat berjalan optimal,” tekad Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana.
Seiring dengan peningkatan tersebut, Yana menilai Kota Bandung perlu tenaga medis untuk melayani bidang kesehatan bagi masyarakat.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkot Bandung menerima banyak dukungan dari berbagai komunitas. Dengan asistensi dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), rencana dan aksi dilakukan secara terpadu hingga tingkat kewilayahan. Hadirnya WPA (Warga Peduli AIDS) sangat membantu Pemkot Bandung di tingkat kewilayahan,” jelasnya.
Selain itu, Yana yang juga Ketua KPA Kota Bandung meminta agar camat berperan aktif dan berinisiatif dalam pergerakan. Sebagai pimpinan kewilayahan, camat harus lebih mengerti permasalahan dan tantangan di wilayahnya. “Kordinasikan semua upaya dan sumber daya dengan komunitas dan organisasi agar dapat diterjemahkan dengan WPA kecamatan,” kata Yana.
Ia pun mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh WPA seperti pelatihan membuat parsel dan lainnya. Kegiatan tersebut, menurutnya diperlukan dalam penanggulangan HIV/AIDS. “Dengan melatih ODHA melalui keahlian khusus, akan menumbuhkan kepercayaan diri dan harapan hidup yang bersangkutan. Dengan membuat parsel seperti kegiatan hari ini, tentu akan mendatangkan penghasilan yang berkah," katanya.