Tingkat Kecelakaan di Kota Bandung Didominasi Kaum Pria

tingkat-kecelakaan-di-kota-bandung-didominasi-kaum-pria Peringatan Sedunia Korban Kecelakaan Lalu Lintas di CFD Dago, kemarin.. (Tri Widiyantie/PINDAINEWS)

DIDADAMEDIA, Bandung - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, E M Ricky Gustiadi, mengimbau masyarakat lebih peduli terhadap keselamatan berlalu lintas. Hal itu diungkapkan saat menghadiri Peringatan Sedunia Korban Kecelakaan Lalu Lintas di CFD Dago, kemarin.  

"Sebagai pengguna lalu lintas sangat penting untuk kita perhatikan demi keselamatan bersama. Peringatan sedunia untuk kecelakaan lalu lintas tersebut tentunya mengingatkan kita tentang dampak yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas yang sangat fatal, di antaranya meninggal dunia dan cacat seumur hidup dan itu harus dihindari," katanya.

Karena itu, sudah menjadi komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Dishub untuk mengambil langkah-langkah prefentif menekan angka kecelakaan di Kota Bandung.

"Salah satu langkahnya yakni dengan membuat 'route maps zero accident' yang akan segera dirilis," ujar Ricky.

Lebih lanjut, Dishub bersama Pemkot Bandung dan juga pihak lainnya seperti Bloomberg Philanthropies Initiative for Global Road Safety (BIGRS) terus melakukan upaya mengurangi tingkat kecelakaan dijalan.

Terlebih menurut Ricky, ada empat faktor terjadinya kecelakaan lalu lintas yakni manusia, jalan, volume kendaraan dan faktor cuaca.

"Kita sama-sama bergerak untuk terus menekan tingkat kecelakaan dijalan. Dan yang paling tinggi diakibatkan oleh human error atau kelalaian manusia saat berkendaraan," ujarnya.

Selanjutnya, Ricky berharap kondisi tersebut bisa segera diatasi salah satunya dengan melakukan optimalisasi fasilitas jalan.

"Misalnya saja dengan perbaikan jalan-jalan, marka jalan, Jembatan Penyebrangan Orang (JPO), traffic light, dan fasilitas pelayanan publik lainnya," tambah Ricky.

Pada kesempatan yang sama, Surveilance Coordinator BIGRS Bandung, Estiara Ellizar mengatakan dari 143 kematian di jalan raya Kota Bandung yang terekam di tahun 2018, mayoritas di antaranya merupakan pengendara sepeda motor (56 persen), diikuti pejalan kaki (27 persen).

Golongan usia pengendara sepeda motor yang kemungkinan besar meninggal akibat kecelakaan adalah usia 15-24 tahun, dan mereka yang berusia 75 tahun ke atas bagi pejalan kaki.

"Sebagian besar korban kecelakaan jalan raya merupakan pria. Di Kota Bandung, 67 persen pengemudi yang terdaftar adalah pria, namun mereka menyumbang 80 persen angka fatalitas di jalan raya," terangnya.

Selain itu, berdasarkan data dari Institute for Health and Evaluation (IHME), kecelakaan di jalan raya merupakan penyebab kematian prematur utama nomor duabelas di Indonesia (IHME, 2017). Anak muda dengan rentang usia 15 - 29 tahun mencetak 41 persen dari 15.942 kecelakaan di jalan raya pada tahun 2017, berdasarkan data dari IRSMS (Korlantas Polri, 2017).

"Berdasarkan data, usia muda memang rentan mengalami kecelakaan. Hal itu bisa terjadi salah satunya karena ego, misalnya saja ada nyalip langsung emosi. Dan itu pastinya membahayakan untuk keselamatan. Karena itu kami dan pemerintah selalu bersama-sama mensosialisasikan pentingnya tertib berlalu lintas. Sosialisasi tersebut kami lakukan tiap bulan dan juga setahun sekali untuk Peringatan hari kecelakaan dunia," tutupnya.

Editor: redaktur

Komentar