DIDADAMEDIA - Kurs dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada perdagangan akhir Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor terus mengamati perkembangan real-time mengenai perdagangan global dan mencerna risalah pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve AS.
Bank sentral AS percaya bahwa mereka tidak perlu memangkas suku bunga sekali lagi kecuali ada "penilaian ulang material dari prospek ekonomi," menurut risalah The Fed dari pertemuan kebijakan Oktober, yang dirilis pada Rabu (20/11/2019).
"Sehubungan dengan kebijakan moneter di luar pertemuan ini, sebagian besar peserta menilai bahwa sikap kebijakan, setelah pengurangan 25 basis poin pada pertemuan ini, akan dikalibrasi dengan baik untuk mendukung prospek pertumbuhan moderat, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi di dekat target komite dua persen yang simetris dan kemungkinan akan tetap demikian," kata risalah.
Risalah pertemuan Fed terbaru menunjukkan bahwa pejabat Fed lebih optimis tentang prospek ekonomi AS daripada sebelumnya, dan tampaknya mengesampingkan pemotongan suku bunga yang lebih tajam.
"Semua peserta menilai bahwa suku bunga negatif saat ini tampaknya tidak menjadi alat kebijakan moneter yang menarik di Amerika Serikat," kata risalah tersebut.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,07 persen menjadi 97,9314 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1069 dolar AS dari 1,1078 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2920 dolar AS dari 1,2910 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6795 dolar AS dari 0,6827 dolar AS.
Dolar AS dibeli 108,62 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,52 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9913 franc Swiss dari 0,9909 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3311 dolar Kanada dari 1,3268 dolar Kanada.