DJKA Temukan Dugaan Kelalaian dalam Longsor Jalur Ganda Kereta

djka-temukan-dugaan-kelalaian-dalam-longsor-jalur-ganda-kereta Longsor proyek pembangunan double track KA di Bogor mengakibatkan sejumlah pekerja tewas. (Antaranews.com)

DIDADAMEDIA, Bogor - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Keselamatan (Ditkes) menemukan dugaan kelalaian pelaksana proyek pembangunan jalur ganda atau double track di Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang longsor pada Sabtu (16/11).
​​​​​​
"Minggu Tim Ditkes telah cek lokasi, evaluasi dilakukan. Pelaksana sudah diundang rapat hasil evaluasi. Selain faktor alam atau hujan, diduga ada unsur lalai dari pelaksana," ujar Kepala Humas DJKA Kemenhub, Supandi di Bogor, Rabu (20/11/2019).

Salah satu dugaan kelalaiannya yaitu pelaksana tetap melakukan pekerjaan jalur ganda jurusan Bogor-Sukabumi meski pada malam hari sebelumnya lokasi proyek diguyur hujan deras.

"Kan udah hujan cukup lama malamnya, pagi hari tetap kerja dianggap tanahnya gak terpengaruh," tuturnya.

Mengenai kelanjutan proyeknya, Supandi menjelaskan bahwa pekerjaan tetap dihentikan sementara di titik terjadinya longsoran. Sedangkan di titik lainnya pekerjaan tetap dilaksanakan.

"Segmen ini aja dihentikan sambil menunggu hasil investigasi pihak kepolisian. Segmen lain tetap jalan, namun dengan kejadian ini semua pekerjaan harus lebih hati-hati dan waspada lagi, apalagi bila hujan turun," ujar Supandi.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak lima orang tertimbun longsoran di lokasi pembangunan jalur ganda Desa Watesjaya Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor Jawa Barat, Sabtu (16/11).

"Sekitar pukul 08.00 WIB di kilometer 19/900 Desa Watesjaya telah terjadi tanah longsor di lokasi pembangunan double track saat pekerjaan retaining wall di tebingan dengan tinggi sekitar 9 meter," kata Camat Cigombong, Basrowi.

Ia menyebutkan, lima orang yang tertimbun itu merupakan pekerja proyek double track dari PT Hapsaka Mas. Dua di antaranya Muhamad Hanapi (30) dan Tri Wisnu mukti (34) dinyatakan meninggal dunia, sedangkan tiga lainnya Sarpin alias Kiswanto (30), Sukardi (44), dan Parjo dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi dalam kondisi selamat.

Menurutnya, berdasarkan keterangan saksi, sekitar pukul 07.00 WIB sebanyak delapan orang pekerja tengah melakukan pekerjaan retaining wall di tebingan dengan tinggi sekitar 9 meter. Kemudian sekitar pukul 08.00 WIB tiba-tiba tebingnnya longsor.

"Empat orang pekerja bisa melarikan diri, dan empat orang pekerja lainnya tertimbun. Tapi setelah dilakukan pencarian dengan alat berat ditemukan ada lima orang. Tiga selamat, dua meninggal," tuturnya.

Editor: redaktur

Komentar