DIDADAMEDIA, Bandung - Panji Pamungkasan korban penembakan yang dilakukan Kabag Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Majalengka, Irfan Nur Alam, membantah jika dirinya berniat untuk menyerang kelompok Irfan.
Sebelumnya seperti dilansir Suara.com, pihak Irfan Nur Alam melalui juru bicaranya, Arif Chaidir menyatakan peristiwa ini dipicu oleh kedatangan sekelompok orang sambil membawa senjata tajam yang dipimpin Panji Pamungkasan ke rumah Irgan Nur Alam.
Namun Panji membantahnya dan memaparkan kronologi kejadian versinya dari sebelum, saat dan setelah peristiwa penembakan yang membuat tangan kiri dia terluka.
BACA JUGA :
"Ada isu bawa senjata tajam, nah waktu saya laporan polisi itu, mobil saya dan pegawai digeledah dan tidak didapati apapun di dalam mobil," ucap kata Panji saat ditemui di Bandung, Selasa (12/11/2019).
Niat Panji mendatangi Irfan adalah menagih utang proyek SPBU dengan total proyek senilai Rp800 juta. Namun dalam proyek ini, pihak Irfan baru membayar sebesar Rp300 juta.
Sebelum menemui Irfan, Panji bertemu dengan Andi yang merupakan rekanan Irfan. Irfan menjanjikan akan membayar sisanya, setelah bertemu dengan Andi.
"Saat sebelum kejadian itu, pak Andi bilang untuk menemui Irfan di ruko. Di ruko tersebut, dijanjikan uang akan dibayarkan sepenuhnya oleh Irfan," kata Panji saat ditemui di Bandung, Selasa (12/11/2019).
Di parkiran ruko tersebut, Panji mendapat tembakan. Sesaat sebelum memasuki ruko tersebut, dirinya langsung di hampiri Irfan sambil menenteng senjata api di tangan kanannya.
"Dia bilang waktu itu kamu disini bikin masalah bikin rusuh terus. Mau saya bunuh kamu," katanya.
Kemudian Panji pun mencoba mengelak todongan senjata api, yang mengarah ke kepalanya. Namun letusan senjata yang di bawa Irfan kembali terdengar dan mengenai tangan kiri Panji. Dari situ peluru yang dilontarkan dari pistol Irfan mengenai rekannya Irfan ke pahanya.
Panji pun langsung di bawa ke dalam ruko dalam keadaan terluka. Didalamnya Irfan memberikan uang senilai 500 juta kepada Panji. "Uangnya itu diberikan sambil diinjak-injak dan ada omongan kasar," ucapnya.
Saat Panji berada di dalam ruko, pegawai Panji yang berjumlah 12 orang itu, mendapat perlakukan penganiayaan dari kelompok Irfan. Tiga pegawai Panji pun turut menjadi korban. Mereka menderita sejumlah luka lebam.
Uang memang telah dibayarkan oleh Irfan ke Panji. Namun sebelum menerima uang, Panji mendapat tembakan, intimidasi, penganiayaan dan ancaman.
"Yah saya berharap kasus ini pihak kepolisian dapat diselesaikan," ucapnya.