DIDADAMEDIA, Bandung - Fenomena kelompok crosshijaber viral di media sosial. Crosshijaber adalah laki-laki yang mengenakan jilbab, gamis, cadar dan busana muslim perempuan lainnya lalu tampil di depan umum.
Mereka tak segan untuk membagikan kegiatannya saat memakai gamis, jilbab, hingga cadar saat di berada di tempat umum. Bahkan, ada juga yang terang-terangan di bio profil akun Instagram-nya menulis bahwa dirinya adalah laki-laki dan mengaku sebagai crosshijaber.
Terlihat, beberapa warganet yang mengaku dirinya crosshijaber itu wajahnya memang menyerupai laki-laki. Seperti yang sekarang jadi perbincangan yakni munculnya unggahan yang dibagikan @infinityslut seperti yang dilansir dari berbagai media online.
BACA JUGA :
Di sana terlihat juga para crosshijaber yang memamerkan dirinya sedang berada di beberapa tempat di Bandung, mulai dari Masjid Trans Studio Mall, masjid di Bio Farma, hingga di Susu Murni Lengkong.
Menanggapi fenomena tersebut, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana angkat bicara. Menurutnya hal itu bisa jadi sebuah penyimpangan yang dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai crosshijabers.
"Jangan sampai ada budaya permisif dimana budaya mengizinkan dan membolehkan budaya baru didalam lingkungan atau di komunitas (keterbukaan) untuk menerima hal-hal baru untuk masuk dalam lingkunggan. Kalau menurut saya, malah fenomena crosshijaber itu perilaku penyimpangan," ujar Yana di Bala Kota Bandung.
Untuk itu dirinya juga menghimbau ada peran orang tua dalam membangun moralitas. Disamping itu juga juga keterlibatan para pemuka agama untuk mengingatkan prilaku yang tidak wajar kepada sesama.
"Crosshijaber itu menurut saya tidak wajar, entah ada apa di balik itu. Yang menjadi khawatir bagaimana jika akhirnya mereka memanfaatkan fasilitas perempuan dan melakukan hal-hal yang tidak semestinya," paparnya.
Yana juga mengakui hal tersebut menjadi salah satu contoh kondisi penyimpangan akidah. "Kalau untuk yang melapor ke Pemkot belum ada, hanya saya baca sekarang itu sedang menjadi viral. Karena itu warga Kota Bandung diharapkan lebih hati-hati dan bijak menggunakan media sosial. Karena viralnya fenomena tersebut berawal dari media sosial," tandasnya.