Ridwan Kamil Sambut 71 Warga Jabar dari Wamena di Gedung Pakuan

ridwan-kamil-sambut-71-warga-jabar-dari-wamena-di-gedung-pakuan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, menyambut 71 warga Jabar, yang memilih pulang ke kampung h. (humas pemprov jabar)

DIDADAMEDIA, Bandung - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, menyambut 71 warga Jabar, yang memilih pulang ke kampung halaman pascakerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, di Gedung Pakuan, Rabu (9/10/19).

Mereka berasal dari 13 kabupaten/kota. Rinciannya, Kab. Garut 18 orang, Kab. Majalengka (2), Kab. Sukabumi (7), Kota Bandung (4), Kab. Bandung (5), Kab. Kuningan (2), Kab. Tasikmalaya (6), Kab. Sumedang (8), Kab. Subang (8), Kab. Purwakarta (3), Kab. Bogor (4), Kab. Indramayu (3), dan Kab. Ciamis (1).

Dalam sambutannya, Emil – sapaan akrab Ridwan Kamil-- mengucapkan selamat datang kepada warga Jawa Barat yang telah mengembara di Papua. “Saya ucapkan wilujeng sumping di nikmatnya dunia yang ada di Gedung Pakuan ini. Kita syukuri nikmat Allah yang luar biasa ini,” kata Emil.

Menurut Emil, para warga Jabar tersebut  akan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing melalui Dinas Sosial Kabupaten/Kota. Dia juga mengatakan, sebagian dari mereka, ada yang ingin kembali ke Papua, khususnya Wamena.

“Jadi, mayoritas masih ingin tetap kembali ke Wamena sebagian ingin kembali (ke Jawa Barat), dua-duanya akan kita fasilitasi. Dan kita pastikan mereka juga tidak terlantar, nanti kalau sudah memutuskan mau berikhtiar seperti apa nanti kita fasilitasi,” ucapnya.

Emil bercerita bahwa pada 2014 lalu, dia diangkat menjadi anak adat di Wamena. Saat itu, dia menanam pohon di rumah kepala suku. Dia pun berharap Wamena segera kondusif.

“Saya doakan, Ya Allah mudah-mudahan Papua bisa kembali normal, sehingga hal-hal seperti ini jangan terulang lagi. Kita buka komunikasi,” tutur Emil.

“Apalagi 2014 saya punya ikatan batin di Wamena, saya diangkat anak adat saat itu, menanam pohon di rumah kepala sukunya. Jadi, ada kesedihan pribadi terhadap situasi di Wamena. Saya doakan agar cepat pulih, kita kembali membangun sama-sama, kita warga Sunda, warga Jawa Barat sangat mencintai Papua dan kalau ada kebutuhan apa-apa kita akan support.”

“Termasuk warga Papua yang mahasiswa, pelajar yang di Jawa Barat pasti kami pastikan rasa aman, nyamannya. Kalau ada apa-apa hubungi kami, Insyaallah kita jaga, kita ingin maju sama-sama sebagai NKRI,” tambah Emil.

Emil juga menyatakan, warga Jabar yang berada di Papua patut mendapat apresiasi. Sebab, mereka terkenal sebagai pribadi yang baik dengan memegang teguh filosofi silih asah silih asuh silih asih silih wawangi.

“Saya dengar orang Sunda di Wamena baik-baik. Tidak pernah bikin masalah. Bapak/ibu harus kita banggakan itu, di mana bumi dipijak dimana langit dijunjung, sangat dijaga oleh orang-orang Sunda,” katanya.

“Saya ke seluruh Indonesia keliling tidak pernah mendengarkan satu pun komplain terhadap eksistensi orang Sunda yang sebagai pendatang. Jadi kita ini selalu menyesuaikan, jadi kita ini mengalir seperti air mengikuti bentuk. Kenapa? Karena kita punya prinsip silih asah silih asuh silih asih silih wawangi. Omat, identitas itu harus dijaga,” ucap Emil menambahkan.

Ketua Paguyuban Sunda Ngumbara Iriyanto Pawika mengapresiasi Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar atas bantuannya selama ini. Dia mengatakan, upaya yang dilakukan Pemdaprov Jabar tergolong cepat dan tanggap.

“Karena (Pemdaprov Jawa Barat) yang tercepat tanggap darurat dan pengirimannya termasuk rapi, pendataannya begitu cepat,” ucap Iriyanto.

Iriyanto menambahkan, hingga kini masih banyak warga Sunda yang ada di Papua. Karena masih banyak dari mereka yang ingin tetap tinggal di Papua. “Yang hadir pulang sekarang tidak semua. Warga kami (Jawa Barat) masih banyak yang cinta Papua dan masih tinggal di Papua, masih tinggal di Wamena,” katanya.

Banyak warga Jabar berprofesi sebagai pedagang di Papua. Seperti warga asal Rajapolah, Tasikmalaya, Kushenryk Napiana.

“Kerja di sana berdagang kain gorden, kadang pakai motor kadang jalan kaki. Kainnya bisa dari Bandung atau Surabaya,” cerita Engkus.

Meskipun sudah pulang ke Jawa Barat, Engkus –sapaan akrab Kushenryk-- mengaku dirinya ingin kembali ke Wamena, Papua. “Insyaallah kalau saya pribadi masih ingin kembali ke Wamena,” harapnya.


Editor: redaktur

Komentar