DIDADAMEDIA, Bandung - Gelombang aksi unjuk rasa di berbagai wilayah menolak pengesahan sejumlah RUU dinilai kurang efektif. Salah satunya karena target politik yang tak jelas. Hal itu diungkapkan oleh mantan Ketua BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) Jawa Barat, Fauzan Irvan.
"Aksinya atau setting aksinya harus jelas di awal apa target politiknya, kemudian bagaimana konsolidasi massa dan juga isunya, itu yang paling penting, sehingga mereka melakukan aksi atas kesadaran isunya, bukan atas dasar euforia semata," ucap Fauzan saat dihubungi, Senin (7/10/2019).
BACA JUGA :
Namun begitu, Fauzan tetap mengapresiasi perjuangan mahasiswa lewat aksi unjuk rasa yang mereka lakukan. Fauzan menilainya sebagai ajang konsolidasi gerakan mahasiswa atau gerakan bersatunya mahasiswa.
"Kita perlu apresiasi, tapi dalam bab narasi, argumen, dan partisipasi publik ini harus diperkuat lagi, sehingga nafas gerakan akan panjang," katanya.
Sementara itu Pengurus Besar Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI), Acep Jamaludin menyebutkan aksi mahasiswa kemarin ini cenderung reaksional yang menyebabkan anarkisme terjadi.
"Ke depannya, bagaimana teman-teman masuk ke depannya dalam berbicara permasalahan aksi ini harus manajemen aksi dan settingan aksinya harus serius dan benar-benar tertata rapi," ungkap dia saat dihubungi di waktu yang sama.
Ia harap juga ke depannya mahasiswa yang akan unjuk rasa agar bisa mengkaji dan mengarahkan isu yang substansial. "Tindakan yang selanjutnya bagi saya itu harus dilakukan gerakan kembali tapi isunya lebih substansial," tandasnya.