DIDADAMEDIA, Padang - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berupaya menggalang dana untuk membantu pemulangan sekitar 900 warganya dari Wamena menyusul kerusuhan yang merenggut nyawa di ibu kota Kabupaten Jayawijaya tersebut pada 23 September.
"Bagi warga yang ingin berpartisipasi silakan kirimkan bantuan ke rekening Bank Nagari 2101.0210.07340-3 atas nama Sumbar Peduli Sesama yang dibuat oleh Pemprov," kata Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno di Padang, Sabtu (28/9).
Menurut dia, penggalangan dana untuk membantu pemulangan warga Sumatera Barat yang terdampak kerusuhan Wamena sudah mulai dilakukan di kalangan aparatur sipil negara (ASN).
"Saya harapkan ASN kabupaten dan kota, masyarakat di kampung dan rantau, ikut berpartisipasi," ujarnya.
Menurut informasi dari Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Papua Zulhendri Sikumbang ada sekitar 327 keluarga perantau Minang di Wamena yang ingin pulang. "Kepedulian semua pihak sangat diharapkan karena biaya pemulangan perantau itu cukup besar," katanya.
Menurut perhitungan Zulhendri, pemulangan 900 perantau Minang dari Wamena membutuhkan dana paling tidak Rp4,5 miliar dengan asumsi harga tiket pesawat dari Papua menuju Padang Rp5 juta per orang.
Selain menggalang bantuan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berusaha memastikan kondisi warganya di Papua. Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit bersama pejabat pemerintah terkait akan ke Wamena untuk mengecek keadaan warga Sumatera Barat di sana.
"Dari hasil pertemuan nanti diharapkan akan didapat informasi pasti kondisi dan berapa orang warga Sumbar di sana yang ingin pulang namun tidak punya biaya lagi," katanya.
Demonstrasi berujung kerusuhan yang terjadi di Wamena pada 23 September 2019 selain menyebabkan kerusakan bangunan dan fasilitas umum juga menyebabkan setidaknya 30 orang meninggal dunia.
Di antara korban yang meninggal dunia dalam kerusuhan di Wamena, ada sepuluh orang perantau asal Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Delapan dari sepuluh jenazah korban kerusuhan Wamena asal Pesisir Selatan sudah dipulangkan dan dimakamkan di kampung halaman mereka.