Grab For Good, Mendobrak Batas dengan Pemanfaatan Teknologi

grab-for-good-mendobrak-batas-dengan-pemanfaatan-teknologi . (Istimewa)

DIDADAMEDIA - Grab meluncurkan program Grab For Good yang bertujuan untuk memberdayakan lebih banyak masyarakat di kawasan Asia Tenggara.

Melalui program Grab For Good ini, diharapkan mampu menjangkau lebih banyak akses krusial ke teknologi, peningkatan keterampilan dan layanan digital bagi semua orang. Sehingga semakin banyak orang yang menjadi bagian pertumbuhan ekonomi digital dan memberikan kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.

Untuk mencapai misi-misi ini, Grab mengumumkan dua inisiatif unggulan di bawah program 'Grab for Good'; sebuah pelatihan peningkatan keterampilan dan literasi digital yang bekerja sama dengan Microsoft, dan inisiatif 'Mendobrak Sunyi' yang memberikan kesempatan bagi teman tuli dan orang dengan keterbatasan pendengaran untuk dapat berpartisipasi lebih baik dalam ekonomi digital melalui ekosistem Grab.

Dua inisiatif ini merupakan permulaan dari rencana tahunan Grab untuk mendukung setiap orang dan bisnis skala kecil dengan kemampuan teknologi yang krusial, serta sebagai pembekalan agar bisa berkembang dalam ekonomi digital baru. Inisiatif lainnya akan diumumkan selanjutnya tahun ini.

"Asia Tenggara siap menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030, namun pada kenyataannya tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk ikut tumbuh bersama Asia Tenggara yang tengah tumbuh. Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal," jelas Anthony Tan, Group CEO & Co-founder Grab di Jakarta, Selasa (24/9) kemarin.

"Maka teknologi dapat lebih dijangkau oleh lebih banyak orang, dan proses pembelajaran keterampilan-keterampilan baru dapat dengan segera mengubah kehidupan lebih banyak orang di Asia Tenggara. Lebih dari tujuh tahun kami menawarkan layanan berdasarkan permintaan. Di Asia Tenggara terus berkembang. Kamu merasa bahwa kami memiliki tanggung jawab untuk melayani komunitas yang mendorong bisnis Grab. Sehingga tidak ada lagi yang terbatas karena teknologi," ungkapnya menambahkan.

Grab for Good menjadi program yang memungkinkan akses terhadap ekonomi digital menjadi lebih mudah di Asia Tenggara. Sehingga tidak ada lagi orang yang merasa terbatas dan bisa merasakan manfaat dari ekonomi digital. Menurut Grab, masyarakat menjadi instrumental penting dalam bisnis yang juga memberdayakan masyarakat dan memiliki dampak sosial. Sehingga Grab kini fokus pada dua inisiasi penting, yakni akses kesetaraan ekonomi dan akses digital.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Grab pun turut menggandeng para penyandang disabilitas untuk mendapatkan akses yang sama terhadap teknologi dan kesempatan kerja yang layak. Untuk itu, mereka diberikan pelatihan yang sesuai sehingga menunjang kemampuan mengakses ekonomi digital.

Selain itu, Grab pun mendukung usaha bisnis berskala kecil dengan kemampuan teknologi yang krusial, serta dengan berbagai perbekalan agar bisa berkembang dalam ekonomi digital baru. Kolaborasi dengan Microsoft diambil sebagai langkah edukasi dan pengembangan literasi digital.

Menurut Anthony, Grab for Good menjadi program jangka panjang. Di mana akan banyak kemungkinan program yang akan dibangun dan kolaborasi yang akan dijalin untuk mewujudkan kebaikan di Asia Tenggara.

Inti dari program ‘Grab for Good’ adalah memastikan bahwa setiap orang, terlepas dari latar belakang atau kemampuan yang mereka miliki, dapat merasakan manfaat dari ekonomi digital. Grab akan memperluas inisiatif 'Mendobrak Sunyi' (Break the Silence) ke Indonesia dan Singapura, serta mengembangkan lebih lanjut program yang telah berjalan di Malaysia dan Thailand ini. Grab memiliki lebih dari 500 mitra pengemudi Tuli dan berencana untuk menggandakan jumlah ini di tahun depan.

Dalam International Week of the Deaf (23-30 September), Grab mengumumkan kerja sama dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) di Indonesia, Malaysia Federation of the Deaf, Singapore Association of the Deaf, dan National Association of the Deaf Thailand untuk meningkatkan penerapan serta advokasi pentingnya inklusivitas untuk mendukung teman Tuli dan orang dengan keterbatasan pendengaran di Asia Tenggara.

Bambang Prasetyo, Ketua DPP Gerkatin menyatakan, mendapatkan kesempatan bekerja dengan penghasilan yang cukup selalu menjadi tantangan bagi orang tuli di Indonesia. Sering kali, kesempatan bekerja yang ada tidak menyediakan alternatif cara berkomunikasi selain lewat suara sehingga menyulitkan orang tuli dalam mendapat pekerjaan.

"Kami sangat bersyukur perusahaan seperti Grab telah merangkul kami ke dalam platform mereka sehingga orang Tuli bisa menjadi mitra pengemudi, merchant (GrabFood) atau mitra pengiriman barang. Kerja sama dengan Grab Indonesia telah membantu memberdayakan orang Tuli sehingga lebih percaya diri dan mandiri secara ekonomi. Kami percaya, merupakan langkah penting bagi Indonesia guna mewujudkan bangsa yang lebih inklusif bagi semua," ungkap Bambang.

Peningkatan proses dan sejumlah fitur baru akan ditambahkan ke dalam aplikasi Grab untuk memudahkan mitra pengemudi berkomunikasi dengan para pelanggan, mendapatkan bantuan layanan pelanggan melalui fitur pesan instan khusus. Di Malaysia, Grab juga akan menciptakan Kamus Bahasa Isyarat untuk mengajarkan masyarakat cara berkomunikasi dengan teman Tuli melalui widget dalam aplikasi Grab. Selain itu, Grab juga akan melakukan serangkaian pelatihan bulanan untuk memastikan mitra pengemudi dapat melayani pelanggan penyandang disabilitas.

Editor: redaktur

Komentar